![]() |
Pelabuhan Seba, Pulau Sabu. Foto: Zulfikar Aleksandri |
Kepada LekoNTT.com, Yanefiana
menuturkan, pada hari
Minggu pagi (30/06/2019), ia bersama adiknya Ike Abineno (30)
dan ibunya Damaris Lere (60) memesan tiket penyeberangan untuk Kapal
Cantika 77 jurusan Sabu-Kupang, yang menurut jadwal akan berangkat pada pukul
14.00 WITA. Namun pada saat
kapal akan berangkat, Yanefiana dan ibunya tidak ikut diberangkatkan dengan alasan penumpang telah penuh. Hanya Ike Abineno yang dapat menaiki kapal dan ikut ke Kupang.
Yanefiana menduga, ada penumpang
yang menumpang kapal tanpa tiket dan langsung melakukan pembayaran sebesar
100-150.000 kepada pemeriksa tiket di atas kapal. Yanefiana mengaku sempat mengadu kepada petugas loket, tetapi
petugas loket beralasan bahwa para penumpang yang membawa banyak anak, sehingga
membuat kapal menjadi penuh dan bersesakan.
![]() |
Yanefiyana Kanni menunjukkan tiket kapal yang mubazir. Foto: LekoNTT.com |
Menurut Yanefiana, pelayanan yang
tidak maksimal ini merugikan banyak pihak. Ia berharap agar hal ini segera
mendapat perhatian dari pemerintah dan tidak terjadi lagi di lain waktu.
Reporter: Silviona Pada
0 Response to "Penumpang Kapal Pertanyakan Sistem Pelayanan Kapal Penyeberangan"
Posting Komentar