Kadang menjadi pilhan Yesus Kristus untuk Natus=Natal=Lahir. Melambangkan kedatangnya sebagai Juruselamat./AM/Katedral Bogor, Desember 2019 |
KAK, LekoNTT.com-Kita mengenang dan merayakan Natal Desember 2022, pesta Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. “Kehadiran perayaan Natal setiap tahun senantiasa memberikan semangat baru sesuai perkembangan jaman” tegas Mgr. Petrus Turang, Pr melalui pesan Natal yang diterima redaksi, 24 Desember 2022.
Dalam pesan tertulis tersebut Uskup Agung
Kupang menggambarkan bahwa banyak kejadian telah dialami. Terutama sesudah
dunia terperangkap dalam pandemi Covid-19, badai seroja di Nusa Tenggara Timur
dan gempa bumi bersama banjir di berbagai tempat. Pergerakan baru dengan
pelbagai terobosan muncul dalam perjalanan hidup bersama.
Harapannya, perubahan baru dapat menghadirkan peta baru untuk memperbaiki keadaan yang terganggu akibat perubahan iklim seraya merawat persaudaraan, memajukan keadilan dan membuka jalan perdamaian.
Peta jalan baru mudah-mudahan menjadi jalan
lain untuk membangun kembali kebersamaan sosial dalam upaya menggerakkan
keseimbangan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Dengan demikian keberlanjutan
hidup dan penghidupan boleh mengalami dampak baru dalam memperkuat
persaudaraan.
Pesan Natal ini telah disampaikan Mgr.
Petrus sejak 8 Desember 2022. Menurutnya, para majus telah mendapatkan pesan
malaikat untuk kembali melalui jalan lain, agar niat jahat Herodes tidak
mencengkram mereka. Pada gilirannya, para majus kembali ke tempat masing-masing
dalam suasana damai dan penuh sukacita (lih. Mt. 2:12) sesuai petunjuk Tuhan.
Uskup yang baru saja merayakan pesta perak tahbisan Uskupnya menyatakan bahwa perjalanan bersama di dunia selalu tidak luput dari
pelbagai tantangan dan kesulitan. Kerumitan hidup kita hanya dapat menemukan
jalan keluar. Bilamana semua orang bersedia untuk bekerja sama dalam ketulusan
dan kejujuran.
Kepada semua umat yang merayakan Uskup
berpesan; perayaan Natal 2022 mengingatkan kembali betapa Tuhan baik dengan
manusia. Tuhan menghendaki kebaikan untuk semua orang, biarpun dalam kerapuhan
dan keterbatasan manusiawi: “Datanglah pada-Ku kamu yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan padamu” (Lk. 11:28).
Nasehat untuk menempuh jalan lain adalah
tanda dari rahmat Tuhan yang senantiasa membuka jalan ke masa depan yang lebih
baik dan berkelanjutan secara manusiawi. Dengan mengutus Putra-Nya ke dunia
untuk membangun kembali persahabatan dengan diri-Nya, kita memiliki pengharapan
dalam menghadapi pelbagai tantangan.
Solidaritas sosial dengan tingkat
kepercayaan yang terbagi dalam kebenaran akan menjadi kekuatan bersama untuk menumbuhkan
kembali jalan-jalan baru menuju keseimbangan hidup sosial ketika setiap orang dapat bergerak dengan leluasa
untuk membangun kesejahteraan hidup.
Dengan demikian perayaan Natal membuka
lembaran baru untuk mencermati tanda-tanda perubahan jaman, di mana watak
sosial manusia boleh tumbuh dan merangkul semakin banyak orang.
Sebagai murid-murid Kristus, umat Kristiani menemukan kembali jalan yang diprakarsai oleh Yesus yaitu jalan cinta kasih: “Semua orang akan mengenal kamu sebagai murid-Ku, bilamana kamu saling mengasihi” (Yoh. 13:35).
Pada gilirannya, para murid Kristus boleh
menjadi saksi-saksi kebaikan Tuhan dalam berbagi jalan kasih seturut semangat
injil-Nya. Dalam kelangkaan dan keterbatasan sarana penghidupan, kita
bangkitkan semangat peduli sesama guna menyuburkan semangat melayani dan
berbela rasa dengan ketulusan hati.
Jalan yang tetap aktual adalah jalan cinta
kasih. Inilah jalan satu-satunya untuk memperbaharui dunia dengan semangat
Natal, pesta cinta kasih. Keberagaman yang hadir dalam dunia kita harus
dipandang sebagai sumber daya bersama untuk menyebarkan kasih karunia Roh Kudus
yang dianugerahkan demi kebaikan bersama.
Dengan sumber daya demikian, jalan baru
yang kita tempuh akan menghasilkan buah-buah berlimpah dalam mengembangkan pertumbuhan
hidup yang terbagi secara setara: “Buah-buah roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri” (Gal. 5:22).
Sebagai homili Semangat Natal dalam
menempuh jalan baru mudah-mudahan mampu menghilangkan kesombongan dan
keserakahan yang pada galibnya merusak hubungan ekologis manusiawi.
Dengan lain kata, semangat Natal mendorong kita untuk memperkuat perutusan Laudato Si sebagai jalan baru untuk meneguhkan keutuhan ekologis, baik dalam membangun keluarga, memajukan pendidikan, memulihkan kesehatan dan melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
Kemuliaan Allah adalah bahwasanya manusia
hidup dalam kepenuhan dan keutuhannya: “Kemuliaan kepada Allah di tempat yang
mahatinggi damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya” (Lk. 2:14)
Dalam semangat karunia Natal, kita saling
menghaturkan “Selamat Hari Raya Natal 2022 dan Selamat Menyongsong Tahun Baru
2023” sebagai ungkapan persaudaraan yang penuh pengharapan menuju lingkungan
hidup seimbang dan berkelanjutan secara manusiawi.
Dalam kasih Yesus Kristus, kita mampu berlaku sebagai murid-murid-Nya yang benar dengan cahaya injili. Marilah kita bergerak, bergiat dan bangkit bersama melalui jalan-jalan baru untuk memajukan kesejahteraan bersama!
Menerjemahkan Homili dalam Terang Iman
Selaras dengan pesan Natal Monsiegnur, Ketua Komisi Sosial Keuskupan Agung Kupang RD.
Yohanes Kiri menjabarkan sekiranya "Uskup mengajak umat untuk
menemukan semangat baru dari Natal yang sesuai dengan situasi jaman." terang Romo Yanqi sapaan akrabnya, 25 Desember 2022.
Pada galibnya, semangat Natal kiranya menghadirkan peta jalan baru untuk memperbaiki keadaan yang terganggu akibat pelbagai macam persoalan yang dialami manusia zaman ini. Kebaikan bersama (bonum commune) mungkin terjadi jika semua orang bersedia untuk bekerja sama dalam ketulusan dan kejujuran, lanjut Yanuarius Kiri, Pr.
Dengan mengambil semangat pada kebaikan
Tuhan yang menghadirkan Yesus Putera-Nya demi keselamatan dunia; Uskup
mengajak umat untuk melihat bahwa di tengah perubahan sosial yang terjadi,
cinta kasih tetap menjadi satu-satunya semangat dasar hidup manusia.
Bagaimana umat dapat memaknai wejangan Uskup? Ketua Komsos menjawab solidaritas sosial-lah yang mampu
menggerakkan manusia ke arah hidup yang lebih baik. Cinta kasih mampu
menghilangkan kesombongan dan keserakahan yang seringkali merusak hubungan
antar manusia juga hubungan manusia dengan lingkungannya.
Caranya dengan mewujudkan semangat cinta kasih melalui upaya untuk menghadirkan kebaikan dalam kehidupan bersama. Membangun kepedulian sosial yang menggerakkan semangat untuk saling melayani hingga berbela rasa secara tulus.
Akhirnya penghayatan cinta kasih dalam hidup umat jadi tanda nyata bahwasanya umat sungguh membawa semangat Natal itu ke dalam
hidupnya sehari-hari sebagai murid-murid-Nya dengan iman yang benar menurut semangat
injil-Nya, tutup Pengajar Seminari Menengah Sto. Rafael-Oepoi Kupang.
Mengejahwantahkan Amanah dalam Keseharian
Sementara itu, menurut Dr. Drs. Watu Yohanes Vianneey, M.Hum, "ada tiga gatra sosial yang ditekankan Uskup yakni ekonomi, politik dan kebudayaan." jelasnya melalui pesan tertulis di gawai, 25 Desember 2022.
Watu Yohanes menggaris bawahi bahwa pesan tersebut adalah
peta jalan baru demi perjuangan kemanusiaan yang adil dan beradab sebagaimana Magnifikat Maria
(Lk 1: 50-53).
Lanjut peneliti kebudayaan ini, pesan Natal Uskup mengandung nilai ekologis. Dalam terang Laudato Si bertujuan memanusiakan kehidupan sosial melalui tiga gatra tadi. Pesannya mengajak kita
untuk wajib bersahabat dengan lingkungan
alam (ekosistem) seraya mengajak alam raya (makrokosmos) untuk bersama-sama memuliakan Tuhan Yang Mahatinggi
Berhadapan dengan anomali iklim dan anomali virus
(Corona Virus-19, Human Imunodeficiency Virus, Hepatitis, dan Tuberkulosis) umat manusia patut meletis 'jalan-jalan baru' pada level fisik, psikologis dan spiritual dalam tuntunan hukum dasar cinta kasih demi membuahkan Sembilan roh kebaikan (Gal 5:22-23).
Secara literel, warta nabi Yesaya dalam bacaan pertama Natal tahun ini mewahyukan tentang kelahiran Immanuel dari seorang Perawan (Yes 7:4) yaitu Yesus Kristus. Yesus: penasihat ajaib dan raja damai (Yes 9: 5) adalah nabi yang segenerasi dengan Budha di India dan Konfusius di China.Bersama Yesus Kristus dan Bunda Maria mereka adalah para guru peradaban lintas batas dan zaman (overlapping time-geiheist).
Menutup pesannya pengajar Filsafat Kebudayaan Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandira ini menegaskan; pesan Natal dari Uskup dengan dukungan doa Bunda Maria wajib diaktualisasikan dalam program kerja yang terukur di setiap Paroki.***(AM/LekoNTT)