LekoNTT.com: Membaca Dahulu, Berkomentar Kemudian
Archive for Maret 2022

Sejumlah Pejabat Tinggi di NTT Tinjau Pelayanan Vaksinasi Covid-19 di Lapas Khusus Anak


Ketua DPRD NTT, Kapolda NTT dan beberapa pejabat lainnya memantau jalannya vaksinasi Covid-19. (Foto: TribrataNewsNTT)

Kupang, LekoNTT.com - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Lapas khusus Anak kelas 1 Kupang pada Selasa (22/3/2022). Dilansir dari TribrataNewsNTT, kegiatan tersebut ditinjau langsung oleh Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, Kabinda NTT Brigjen TNI Adrianus San, dan Ketua DPRD NTT Ir. Emelia Julia Nomleni.

Hadir juga meninjau langsung kegiatan ini Deputi IV BIN I.G.M Kartikajaya, Direktur 43 BIN Brigjen Pol. Midi Siswoko, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham NTT Mulyadi dan Kepala Lapas Kelas 1 Kupang Noveri Budisantoso.

Kegiatan ini merupakan upaya dalam mengejar pencapaian target vaksinasi secara nasional. Sasaran dari vaksinasi adalah masyarakat umum, baik para pegawai dan keluarganya, anak binaan lapas khusus kelas 1 Kupang dan masyarakat sekitar.

Kegiatan vaksinasi massal untuk masyarakat umum di Provinsi NTT bertemakan Indonesia Sehat, Indonesia Hebat ini terselenggara atas kerja sama Badan Intelijen Negara bersama Kemenkumham wilayah NTT (Lapas khusus Anak Kelas 1 Kupang), Dinas Kesehatan Kota Kupang (Puskesmas Oesapa) dan Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Samuel J. Moeda Kupang.

Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto berharap kegiatan ini dapat mendorong jumlah target pencapaian vaksinasi di wilayah NTT sesuai dengan target yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Kapolda NTT mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan vaksinasi Covid-19 dan lebih memperketat protokol kesehatan guna menekan angka konfirmasi positif.

"Mari kita bersama-sama berkolaborasi, kemudian bersatu-padu menyukseskan vaksinasi di Nusa Tenggara Timur dan tentunya harus tetap disiplin Prokes sehingga dapat menakan angka konfirmasi positif," ungkapnya seperti dilansir TribrataNewsNTT.


(Foto: Kemenkumham NTT)

Ketua DPRD Provinsi NTT, Emelia Julia Nomleni mengatakan, kegiatan vaksinasi massal yang digagas BINDA NTT bekerjasama dengan Kanwil Kemenkumham NTT dan berbagai pihak lainnya memberikan dampak positif bagi seluruh proses pembangunan di Provinsi NTT.

“Kalau pemerintah sendiri tidak mungkin bisa melayani semuanya. Tetapi dengan ada kolaborasi, kerja bersama-sama, tentu kita bisa menyelesaikan persoalan demi persoalan,” katanya sebagaimana ditulis pada akun Facebook Kemenkumham NTT.

Penulis: Prisca A. Neno
Editor: HET


Related Posts:

Percepat Vaksinasi COVID-19, Bupati TTU Jadikan Sertifikat Sebagai Syarat Penerimaan Bansos


Bupati TTU, Juandi David. (Foto: Halaman9)

Kefamenanu, LekoNTT.com - Dalam rangka percepatan Vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Bupati Juandi David mengeluarkan surat edaran perihal sertifikat vaksinasi COVID-19 sebagai syarat penerimaan Bantuan Sosial (Bansos). Surat dengan nomor 365/232/DINSOS tersebut dikeluarkan pada Selasa (29/3/2022).

"Sehubungan dengan masih merebaknya virus COVID-19, maka pencegahan, penanggulangan dan penanganan terus dilakukan oleh pemerintah daerah bersama Satgas COVID-19," tulis David sebagaimana dalam surat edaran tersebut.

Surat dimaksud didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 14 tahun 2021 pasal 13A ayat 2 bahwa “setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima Vaksin COVID-19 wajib mengikuti Vaksinasi COVID-19." Selain itu, pada ayat 4 dinyatakan bahwa “setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima vaksin COVID-19 yang tidak mengikuti vaksinasi COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dikenakan sanksi berupa:

Pertama, penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau bantuan sosial; Kedua, penundaan atau penghentian layanan administrasi pemerintahan; dan/atau; Ketiga, denda.

Turut menjadi dasar dikeluarkannya surat edaran tersebut, Peraturan Bupati Timor Tengah Utara Nomor 9 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 dan Varian Omicron Serta Pemberlakuan Penegakan Aplikasi PeduliLindungi, serta Surat Pemberitahuan Pelayanan Vaksinasi Covid-19 tertanggal 22 Februari 2022. "Dalam rangka percepatan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Timor Tengah Utara perlu dilakukan dengan cara-cara luar biasa dan melibatkan berbagai pihak sebagai mitra pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial."

Bansos dimaksud seperti PKH, BPNT reguler dan BPNT PPKM, penerima KIS dan KIP, maupun para Kepala Desa selaku perpanjangan tangan pemerintah dalam penyaluran BLT Desa untuk memberikan syarat tambahan yang sifatnya wajib kepada calon penerima bantuan dalam rangka percepatan program vaksinasi dosis 1, 2 dan 3. Syarat-syarat tersebut sebagai berikut:

Pertama, calon penerima bantuan sosial harus menunjukan bukti berupa sertifikat/kartu vaksinasi COVID-19 tahap 2 yang dikeluarkan oleh pihak pemberi vaksin (puskesmas/ faskes lainnya) atau dapat diunduh pada aplikasi pedulilindungi;

Kedua, bagi calon penerima bantuan sosial yang belum menerima vaksin COVID-19 tahap 2 diharuskan melakukan vaksin tahap 2 pada Puskesmas/ Faskes yang ada di wilayahnya.

(red)

Related Posts:

Kominfo Takedown Ribuan Hoax Vaksin Covid-19, Facebook Jadi Sarang Penyebaran



Ilustrasi Vaksin Covid-19 (Pixabay)

Kupang, LekoNTT.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan temuan hoaks seputar vaksin Covid-19. Usaha ini terus dilakukan Kominfo untuk menangkal berbagai isu yang sengaja diciptakan untuk menghambat percepatan Vaksinasi Covid-19.

Hingga Selasa (22/3/2022), Kominfo menemukan tambahan hoaks sebanyak 477 konten. Sesuai laporan dalam situs resmi kominfo.go.id, temuan hoaks vaksin Covid-19 yang tersebar di berbagai media sosial mencapai 2.744 konten.

Sebaran hoaks seputar vaksin Covid-19 paling banyak ditemukan di Facebook dengan total 2.547 konten. Twitter menempati urutan kedua dengan hoaks sebanyak 111 konten, sedangkan Instagram sebanyak 21 konten.

Selain itu, situs berbagi video seperti YouTube dan TikTok juga menjadi media sebaran hoax. Kominfo mencatat, terdapat 43 konten hoaks di YouTube dan 21 di TikTok. Kominfo sendiri sudah melakukan takedown terhadap ribuan konten hoaks tersebut.

Sebelumnya, pada Februari 2022 lalu muncul klaim tentang Vaksin Covid-19 Novavax yang mengandung DNA laba-laba. Ditulis bahwa vaksin Novavax tidak aman bagi manusia karena mengandung ngengat dan DNA laba-laba. Bahkan diklaim juga bahwa terdapat lebih dari 200 kasus efek samping yang serius dari vaksin Novavax telah dilaporkan.

Faktanya, klaim tersebut keliru dan tidak berdasar. Dilansir dari Agence France-Presse (AFP), per 11 Maret 2022 Nuvaxovid atau vaksin Novavax telah disetujui sebagai vaksin yang aman untuk digunakan oleh otoritas kesehatan di sejumlah negara termasuk Korea Selatan. WHO menyatakan pada 21 Desember 2021 bahwa mereka telah secara menyeluruh menilai data tentang keamanan dan kemanjuran vaksin Nuvaxovid serta merekomendasikan penggunaannya untuk orang berusia 18 tahun ke atas.

Selanjutnya, Jung Jae-hun, seorang Profesor di Fakultas Kedokteran dan Sains Universitas Gachon, mengatakan "tidak ada kemungkinan bahwa Nuvaxovid mengandung bentuk DNA apapun.” Jung menambahkan, meski sel serangga atau ngengat dapat digunakan untuk menghasilkan protein lonjakan, tetapi sel-sel ini dihilangkan selama proses pembuatan.

Sumber: 
kominfo.go.id (2022, 22 Maret). Infografis Penanganan Sebaran Konten Hoax Vaksin Covid-19. Diakses pada 22 Maret 2022.

Penulis: Yefry Uskono
Editor: HET

Related Posts:

Pertama Kali, SMK Negeri Noemuti Selenggarakan UKK Berbasis LSP Teknik Komputer dan Jaringan



Kegiatan UKK berbasis LSP di TUK SMKN Noemuti. (Foto: Christin Anakay)

Noemuti-TTU, LekoNTT.com - SMK NEGERI NOEMUTI melaksanakan kegiatan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) berbasis Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk pertama kalinya. Kegiatan UKK adalah bagian dari program pemerintah dalam menjamin mutu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Pada tahun sebelumnya UKK dilaksanakan berbasis Institusi Pasangan DU/DI. Terobosan ini sebagai bentuk peningkatan mutu kompetensi siswa siswi Teknik Komputer Jaringan di SMK Negeri Noemuti.

Pelaksanaan UKK berbasis LSP ini bertujuan untuk mengukur pencapaian peserta didik pada kompetensi keahlian yang ditempuh selama pembelajaran tiga tahun di SMK Negeri Noemuti. Selain itu, meningkatkan kualitas siswa dengan memberikan sertifikat bertaraf nasional langsung dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) apabila dinyatakan kompeten.

Setelah hampir tiga bulan membangun komunikasi dan relasi dengan LSP SMK Negeri 1 Kupang, akhirnya SMK Negeri Noemuti mendapatkan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan penting ini. Kegiatan UKK berbasis LSP ini merupakan salah satu ajang bergengsi terutama bagi siswa-siswi SMK Negeri Noemuti, dimana para siswa yang dinyatakan kompeten setelah mengikuti ujian akan mendapatkan sertifikat langsung dari BNSP.


Pada tanggal 19 Februari 2022, Tim verifikasi dari LSP SMK Negeri 1 Kupang berkunjung ke SMK Negeri Noemuti. Dan setelah melalui beberapa tahap akhirnya SMK Negeri Noemuti dinyatakan layak untuk menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan siap untuk melaksanakan UKK Berbasis LSP dimana Asesor atau penguji langsung dari LSP SMK Negeri 1 Kupang.

Kegiatan ini dibuka oleh Drs. Melkior Suni selaku Pengawas Pembina pada 18 Maret 2022 lalu di SMK Negeri Noemuti. Hadir dalam kegiatan itu, para Kepala Sekolah dari beberapa sekolah yang berada di sekitar SMK Negeri Noemuti, Asesor dari LSP SMK Negeri 1 Kupang  Hengki J. Siki, SST.

Dalam sambutannya, Melkior mengatakan bahwa siswa SMK memang harus memiliki kemampuan sesuai dengan bidang yang dipelajarinya, dan tanggap cepat dalam menyelesaikan problem yang terjadi sesuai dengan bidang kompetensinya. Dengan demikian dapat dinyatakan layak untuk diberikan sertifikat keahlian bertaraf nasional.

Ujian yang diadakan pada 18 – 19 Maret 2022 ini diikuti oleh asesi berjumlah 10 orang terdiri dari 4 orang siswa dan 6 orang siswi. Siswa-siswi ini dibekali dengan persiapan kurang lebih 2 bulan oleh para guru Kejuruan Teknik Komputer dan Jaringan. Para siswa diingatkan lagi tentang materi dan praktek yang telah dipelajari dari kelas X hingga mereka duduk di kelas XII TKJ.


Ujian pada hari pertama yakni Ujian Teori dan Wawancara. Para siswa diminta untuk menulis dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Asesor. Pada hari kedua, para asesi melaksanakan ujian Praktik sesuai dengan Instruksi dari soal yang diberikan oleh Asesor LSP SMK Negeri 1 Kupang.

Ujian hari kedua berjalan dengan baik meskipun cuaca kurang bersahabat. Tekad kuat para siswa untuk menyelesaikan soal praktik yang diberikan membuat rentang waktu ujian yang direncanakan selesai pada pukul 14.00 akhirnya harus tertunda hingga pukul 16.00 WITA. Kesepuluh orang siswa dinyatakan kompeten dan berhak untuk menerima sertifikat tanda kompeten dari LSP SMK NEGERI 1 KUPANG yang nantinya akan disusul dengan sertifikat dari BNSP.


Kegiatan ini ditutup oleh Kepala SMK Negeri Noemuti, Pius Peka Dahe, S.Pd. Ia menyampaikan apresiasi yang tinggi bagi para siswa yang berhasil dalam UKK Berbasis LSP ini. Pada acara penutupan, diumumkan juga sertifikat bagi 3 orang siswa yang mendapatkan peringkat tertinggi dalam UKK berbasis LSP ini, yakni Agriciana Laot, Maximus Tenis dan Ansgaria Naikofi.

Penulis: Christin Anakay
Editor: HET

Related Posts:

Penduduk Indonesia Memiliki 86,6% Antibodi Terhadap COVID-19


Pelayanan Vaksinasi Covid-19 di Kec. Insana-TTU. (Foto: Yefri Uskono)

Kupang, LekoNTT.com - Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Dalam Negeri dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI mengumumkan hasil survei serologi antibodi penduduk Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2. Hasilnya sebanyak 86,6% populasi Indonesia memiliki antibodi terhadap COVID-19.

Sero survey dilakukan pada November – Desember 2021. Artinya 86,6% penduduk Indonesia memiliki kekebalan terhadap COVID-19 itu pada bulan tersebut. Namun seiring dengan masih dilakukannya vaksinasi COVID-19 maka jumlah penduduk yang memiliki kekebalan terhadap COVID-19 akan semakin bertambah.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan hasil survei serologi akan menunjukkan berapa persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV- 2. “Sero survey perlu dilakukan karena ini akan dipakai oleh pemerintah sebagai dasar dalam menentukan kebijakan yang berbasis bukti,” katanya dalam konferensi pers secara virtual terkait hasil sero survey di Jakarta pada Jumat (18/3).

Dasar dari penelitian ini adalah mengukur berapa banyak tingkat penduduk yang sudah mempunyai tingkat kekebalan terhadap SARS-CoV-2. Tim Pandemi FKM UI yang juga melakukan sero survey Prof. Pandu Riono menjelaskan kekebalan imunitas seseorang menjadi dasar untuk mengendalikan pandemi. Kekebalan tersebut didapat dari upaya yang sistematik melalui vaksinasi dan didapat secara alami setelah seseorang terinfeksi SARS-CoV-2.

“Sejak Desember 2021 tepat pada penelitian ini berakhir, kita tahu berapa banyak penduduk berdasarkan umur, berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan wilayah, yang mempunyai tingkat imunitas terhadap SARS-CoV-2,” katanya.

Selain mengetahui proporsi penduduk yang memiliki kekebalan imunitas terhadap SARS-CoV-2, sero survey dilakukan untuk mengetahui berapa besar kadar antibodi yang dimiliki penduduk di Indonesia. Kadar antibodi itu, lanjut Prof. Pandu, menjadi penting dalam menghadapi pandemi COVID-19 dengan berbagai varian virus. Jika kadar antibodi pada tubuh seseorang cukup tinggi maka bisa menekan risiko yang sangat buruk dari pandemi ini.

Adapun untuk pelaksanaan sero survey dilakukan berdasarkan wilayah aglomerasi sebanyak 9 provinsi 47 kabupaten/kota, dan wilayah non aglomerasi yang terdiri dari 25 provinsi 53 kabupaten/kota. Target sampel untuk wilayah aglomerasi ada 514 desa/kelurahan dengan target sampel 10.280 penduduk. Namun yang terkumpul ada sekitar 92,8% atau 9.541 penduduk. Kemudian di wilayah non aglomerasi ada 580 desa/kelurahan dengan total target sampel 11.600 penduduk, sementara yang terkumpul 93,6% atau 10.969 penduduk.

Tidak terkumpulnya penduduk 100% dikarenakan ada beberapa orang yang menolak atau tidak bisa mengikuti survei karena terkait kondisi responden yang tidak memungkinkan. Responden adalah penduduk Indonesia yang berusia 1 tahun ke atas. Sampel secara acak terpilih 20 penduduk sebagai sampel utama dan 60 penduduk sebagai sampel cadangan di setiap desa atau kelurahan terpilih.  Hasilnya secara umum 86,6% penduduk Indonesia usia di atas 1 tahun pada bulan November-Desember 2021 sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV- 2.

Salah satu peneliti lain Iwan Ariawan mengatakan meskipun memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2 bukan berarti mereka tidak bisa terinfeksi. “Mereka masih mungkin terinfeksi tapi risiko terjadinya sakit parah kemudian meninggal akan jauh lebih berkurang,” katanya.

Jika dilihat berdasarkan kelompok yang belum pernah terdeteksi virus SARS-CoV-2 dan yang belum divaksin pada November dan Desember 2021 ada 73,9% sudah memiliki antibodi. Bagi orang yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama memiliki proporsi antibodi yang lebih tinggi yakni 91,3% pada November sampai Desember 2021. Sementara untuk orang yang sudah vaksin dosis kedua proporsi antibodinya lebih tinggi lagi yakni 99,1%.

Selain itu, kelompok yang pernah terdeteksi SARS-CoV-2 proporsi antibodi lebih tinggi yakni bagi yang belum divaksin proporsi antibodi 88,0% kemudian bagi orang yang sudah vaksin dosis pertama proporsi antibodi 96,0% dan orang yang sudah divaksin dosis kedua proporsi antibodi 99,4%.

Ada juga proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV- 2 menurut wilayah aglomerasi dan non aglomerasi. Wilayah aglomerasi memiliki proporsi penduduk dengan antibodi lebih tinggi yakni 90,8% daripada wilayah non aglomerasi 83,2%. Sedangkan penduduk yang belum divaksin di wilayah aglomerasi memiliki proporsi antibodi 75,7% dan non aglomerasi 73,0%.

Berdasarkan kabupaten/kota, wilayah kota memiliki proporsi penduduk dengan antibodi lebih tinggi yakni 91,8% dibandingkan wilayah kabupaten dengan proporsi 83, 4%. Sedangkan pada kelompok yang belum divaksin di kabupaten proporsi yang memiliki antibodi mencapai 71,4% dan yang belum dapat vaksin di wilayah kota 79, 5%.

Kemudian perbedaan antara Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali. Wilayah Jawa-Bali memiliki proporsi penduduk dengan antibodi lebih tinggi yakni 91,3% dibandingkan luar Jawa-Bali yang mencapai 84,1%. Sedangkan pada penduduk yang belum divaksin di luar Jawa-Bali proporsi antibodi mencapai 74,1% sedangkan di Jawa-Bali proporsi mencapai 73,2%.

Terkait kadar antibodi, Pandu menjelaskan kadar antibodi yang dimiliki penduduk yang cukup tinggi bisa memberikan efek proteksi. Kalau dilihat distribusi sebarannya pada 4 kelompok penduduk, terlihat hasil sebagai berikut:

Pertama, penduduk yang belum pernah terinfeksi COVID-19 dan belum divaksinasi itu kadar antibodinya secara median di atas 100. Ini cukup tinggi sudah dianggap memberikan efek proteksi.

Kedua, bagi kelompok yang pernah terinfeksi COVID-19 dan belum divaksinasi hampir sama distribusinya yakni di atas 100.

Ketiga, bagi kelompok yang belum terinfeksi COVID-19 dan sudah divaksinasi kadar antibodi nya cukup tinggi hampir mendekati 1000.

Keempat, bagi kelompok yang sudah terinfeksi COVID-19 dan sudah divaksinasi memiliki kadar antibodi yang paling tinggi yaitu mencapai 1000.

“Jika berdasarkan umur di atas 1 tahun, maka hampir semua penduduk usia 1 tahun ke atas memiliki kadar antibodi yang cukup tinggi untuk menghadapi SARS-CoV-2,” kata Pandu.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan antibodi tidak mencegah penularan dan tidak mencegah transmisi. Namun antibodi bisa mencegah sakit parah yang berisiko kematian. “Masyarakat diimbau tetap memakai masker, karena yang dapat mencegah penularan COVID-19 adalah dengan memakai masker,” kata Tito.

(red)


Related Posts:

Vaksinasi Covid-19 Bagi Siswa SD, Orang Tua: Anak Berubah, Kami Terbantu


Vaksinasi COVID-19 bagi siswa-siswi SDN Ekafalo - TTU. (Foto: Maria Y. Sila) 

Insana-TTU, LekoNTT.com – Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Oelolok, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara kembali melakukan vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak. Bertempat di Aula SDN Ekafalo, sebanyak 149 siswa divaksinasi Covid-19 dosis 1 pada Selasa (8/3) lalu. Terdapat dua jenis vaksin yang disuntikkan yaitu Sinovac untuk siswa usia 6 – 11 tahun, dan Pfizer untuk siswa yang berusia 12 tahun ke atas.

Pantauan Jurnalis Warga (JW) Leko NTT, para siswa didampingi langsung oleh orang tua masing-masing untuk memudahkan konsultasi kesehatan. Selain itu, beberapa guru pun turut hadir dan memperlancar urusan administrasi.

Sebelum vaksinasi dilakukan, para nakes memberi arahan terkait kriteria anak-anak yang tidak boleh divaksinasi. Vaksinasi ini hanya diberikan kepada siswa yang tidak memiliki gangguan kesehatan seperti asma, sesak napas, alergi makanan, luka berat, dan penyakit lainnya. Antusiasme para siswa untuk mengikuti vaksinasi sangat tinggi, mereka bahkan masih sempat bermain setelah divaksinasi.

Seorang siswi yang usai divaksinasi tengah bermain bersama teman-temannya. Ia mengakui, sakit yang dialami hanya saat jarum disuntikkan. “Sakit [saat] suntik saja, sekarang tidak [sakit] lagi, sentuh baru sakit,” kata Liberty Rosina, siswi kelas IV SDN Ekafalo.

Tiga hari setelah vaksinasi tepatnya Jumat (11/3), JW menjumpai salah satu orang tua murid. Yasintha Sni, warga Dusun 3 Desa Oenbit mengatakan ada perubahan drastis setelah anaknya Maria Stefania Bimolo divaksinasi. Sebelumnya setiap kali makan Stefania harus dibujuk, selain itu ia sulit tidur (istirahat) siang.

“Habis vaksin, porsi makannya bertambah. Baru habis makan, duduk sebentar, makan lagi. Dia sering mengantuk, padahal selama ini tidak pernah tidur siang. Baik juga, dia akhirnya bisa tidur siang,” kata Yasintha.

Ia mengakui, anaknya yang kini duduk di bangku kelas V SDN Ekafalo ini tidak mengeluhkan adanya efek samping yang terbilang berat. “Dia tidak mengeluh sakit, paling di bekas suntik saja, itu pun kalau disentuh.”

Para orang tua mengapresiasi langkah pemerintah melalui dinas kesehatan yang memberikan vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak sekolah. “Sebagai orang tua, kami sangat mendukung upaya pemerintah dalam kegiatan vaksinasi bagi anak-anak. Apalagi masa pandemi saat ini, kami merasa sangat terbantu karena kegiatan ini berlangsung di sekolah,” kata Dionisia Ukat, salah satu orang tua murid.

Dionisia optimis, dengan adanya vaksinasi bagi siswa-siswi SD pembelajaran di sekolah kembali normal. “Kalau semua siswa sudah mendapat vaksinasi Covid-19, ke depan mungkin kegiatan belajar mengajar sudah bisa berjalan normal.”

Namun demikian, Dionisia bersedih karena dua anaknya belum mendapat kesempatan untuk divaksinasi. “Kedua anak saya belum bisa dapat vaksin karena gangguan kesehatan. Mikhael A. Hale, anak saya yang masih kelas III SD sampai menangis karena belum bisa vaksin. Padahal dia sudah siap dan senang sekali sejak adanya pengumuman dari para guru.”

Ia berharap, pada kesempatan berikut kedua anaknya sudah bisa divaksinasi Covid-19. “Mudah-mudah ke depan, kedua anak kami sudah bisa mendapat vaksinasi Covid-19.”

Penulis/ Reporter: Maria Yunita Sila
Editor: HET


Related Posts:

Tambah Sinopharm, Ada Enam Jenis Vaksin Booster di Indonesia



Vaksin booster Sinopharm. (Foto: SindNews)

Kupang, LekoNTT.com - Pemerintah Indonesia telah resmi menambahkan regimen vaksin booster, yakni vaksin Sinopharm. Adanya jenis vaksin tersebut diumumkan secara resmi pada Senin (28/02).

Dengan demikian terdapat enam jenis regimen vaksin booster yang digunakan di Indonesia. Keenam regimen tersebut antara lain vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J), dan vaksin Sinopharm.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI drg. Widyawati, MKM mengatakan, pelaksanaan vaksinasi booster dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota bagi masyarakat umum. Ia pun menjelaskan, pemberian dosis booster memiliki dua mekanisme.

"Pemberian dosis booster dilakukan melalui dua mekanisme antara lain Homolog, yaitu pemberian dosis booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya. Sementara Heterolog, yaitu pemberian dosis booster dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, regimen dosis booster yang dapat diberikan yaitu jika vaksin primer Sinovac, maka vaksin booster bisa menggunakan 3 jenis vaksin antara lain AstraZeneca separuh dosis (0,25 ml), Pfizer separuh dosis (0,15 ml), dan Moderna dosis penuh (0,5 ml). Jika vaksin primernya AstraZeneca maka boosternya bisa menggunakan vaksin Moderna separuh dosis (0,25 ml), vaksin Pfizer separuh dosis (0,15 ml), dan vaksin AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).

Vaksin primer Pfizer, untuk booster bisa menggunakan vaksin Pfizer dosis penuh (0,3 ml), Moderna separuh dosis (0,25 ml), dan AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml). Sedangkan vaksin primer Moderna, booster dengan menggunakan vaksin yang sama separuh dosis (0,25 ml). Kemudian vaksin primer Janssen (J&J), maka untuk booster dengan menggunakan Moderna separuh dosis (0,25 ml). Selanjutnya vaksin primer Sinopharm booster nya menggunakan vaksin Sinopharm juga dengan dosis penuh (0,5 ml).

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, vaksin booster yang digunakan berdasarkan ketersediaan di setiap daerah.

“Vaksin yang digunakan untuk dosis booster ini disesuaikan dengan ketersediaan vaksin di masing-masing daerah dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa expired terdekat. Di samping itu, vaksinasi dosis primer tetap harus dikejar agar dapat mencapai target,” katanya.

Tata cara pemberian, tempat pelaksanaan, alur pelaksanaan dan pencatatan vaksinasi COVID-19 tetap mengacu pada Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster).
(red)

Related Posts: