#SaveFelixNesi
Kiupukan, LekoNTT.com - Sastrawan Indonesia asal NTT, Felix K. Nesi ditangkap dan ditahan pihak Kepolisian Sektor Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara pada Jumat malam (3/7/2020). Pemenang Sayembara Novel DKJ 2018 itu ditangkap di Bitauni, kediamannya saat ini.
Felix Nesi yang juga merupakan aktivis itu ditahan oleh sebab laporan dari komunitas Pastoran SMK Bitauni, Paroki Kiupukan, Keuskupan Atambua. Ia dilaporkan karena bikin pecah kaca jendela dan merusak kursi pastoran. Bukan tanpa alasan ia melakukan aksi tersebut. Felix kecewa dan marah karena merasa telah dibohongi oleh Romo Kepala Sekolah SMK Bitauni.
Sebelumnya, sekitar Januari atau Februari, Felix mengetahui informasi terkait pemindahan seorang Romo yang 'bermasalah' dengan seorang perempuan di Paroki Tukuneno, Keuskupan Atambua. Romo yang 'bermasalah' itu kemudian dipindahtugaskan di SMK Bitauni.
Pada sempat yang sama, Felix mendatangi pihak SMK Bitauni. "Saat itu saya bertemu dengan Romo Kepala Sekolah. Saya bilang, tolong, Romo Kepala, pindahkan kembali si Romo A dari sini," kata Felix.
"Felix, kamu harus bicara langsung dengan Uskup," kata Romo Kepala Sekolah sebagaimana tertulis dalam postingan di akun Facebook Felix Nesi.
Lebih lanjut Felix menulis, Romo Kepala Sekolah menegaskan kalau SK Romo yang 'bermasalah' itu hanya sementara, hanya untuk satu atau dua bulan. Sesudah itu, ia akan pindah lagi. Istilahnya hanya penyegaran.
Felix pegang itu pernyataan, yang terakhir. Satu bulan kemudian-sekitar Maret atau April, ia datang lagi ke itu sekolah. "Saya ke sana tepat saat makan malam. Saya monolog di depan Romo-Romo, di depan Mgr. Pain Ratu, berbicara tentang kekecewaan saya. Di situ juga ada Romo A, saya bilang: Romo, tolong, pindahlah dari sini, carilah tempat sepi untuk berefleksi, untuk menentukan pilihan-pilihan, sebelum berkarya kembali".
Felix kecewa. Felix marah. Felix kembali kejar pernyataan Romo Kepala Sekolah. "SK Romo A itu hanya sementara. Apakah Romo berbohong?"
"Saya tidak pernah berbohong, ingat itu!" kata Romo Kepala Sekolah seperti yang ditulis Felix.
Penulis kumcer Usaha Membunuh Sepi dan novel Orang-Orang Oetimu itu masih yakin dengan pernyataan Romo Kepala Sekolah. "Maka saya kembali memegang kata-katanya. Ia seorang pekerja keras, saya menghormati kerja-kerjanya di sekolah itu-mengubah sekolah yang dulu hanya hutan menjadi lebih baik. Maka saya menunggu. Mungkin, pikir saya, bulan depan sudah akan pindah".
Namun hingga Jumat (3/7/2020) sekitar pukul delapan malam, Felix ke sana lagi. "Penjaga sekolah bilang: Romo A masih ada, kok".
Felix kecewa. Felix marah. Di tangannya ada helm. Di hadapannya ada kaca jendela. Maka ia hantam kaca-kaca jendela pastoran dengan itu helm. Kaca-kaca hancur-berantakan. Ia pegang juga kursi-kursi plastik di teras rumah pastoran, dan ia banting sampai hancur.
Felix pulang ke rumah. Tak sampai satu jam, ia dijemput dan ditahan polisi. Sel tahanan di Polsek Insana, jadi tempat huni bagi sastrawan yang juga aktivis itu hingga saat ini.
Felix ditahan karena ingin menyuarakan kebenaran-membongkar kebusukan yang sudah lama disembunyikan. Jauh sebelum itu, Felix telah menulis kisah yang nyaris sama, yang jadi alasan dari kasus yang tengah dihadapi.
Dalam novel Orang-Orang Oetimu, Felix menulis tentang pastor yang sukanya melindungi kebusukan pastor lain. "Apakah saya baru saja melihatnya di dunia nyata ini?"
Saat menggarap novel, Felix pernah mewawancarai seorang bapak yang mengasingkan anak perempuannya ke kampung sesudah anak tunggalnya itu dihamili seorang pastor. Pastor itu tetap di kota, anaknya yang 'disembunyikan'. Bapak itu menangis sambil bercerita. Antara putus asa dan terluka, tetapi tetap mengasihi anak perempuan (dan cucu)-nya. Hanya ia yang menangis, tetapi kami sama-sama terluka.
"Saya kecewa juga pada keuskupan yang hanya memindah-mindahkan saja pastor bermasalah. Dari paroki yang penuh cewek OMK, ke sekolah yang penuh siswi, tanpa memikirkan pentingnya hari-hari sepi untuk refleksi bagi pastor yang kekosongan hatinya hanya bisa diisi oleh afeksi perempuan-pastor yang tidak cukup dihibur oleh badminton, atau sepakbola, atau anak-anak babi di kandang".
(the)
#SaveFelixNesi
saya Eppy Manu Pimpinan media spektrum-ntt.com boleh saya minta untuk mengambil beritanya.... dan ditayang di spektrum-ntt.com terimakasih
BalasHapusPimpinan media menulis berita hanya modal copy paste dari media lain?
HapusHaha hahaha saya mau ketawa tp takut dosa...
HapusJgn buli. Hhhhh
HapusPemred copy paste
HapusSedih nian
BalasHapusUlasan berita seperti tulisan anak SD. Dan bahasa media harus netral bos, bukan untuk memprovokasi pembaca
BalasHapusJgn lupa makan jangung biar rahang dan otak lebih tajam.
HapusDiharapkan supaya nama pastor tersebut di tulis secara lurus supaya kita sebagai masyarakat katolik juga tau karena yang namanya pemimpin mimbar Gereja itu me wartawan Kabar suka Cita bukan kabar suka cintayang ujung 2nya menodai Judah putih yang sudah disakralkan oleh Uskup
BalasHapusMiris dan Memalukan. Proud of you bung karena hakikatnya kebenaran harus tetap disuarakan, sekalipun banyak tantangannya. Patut di ancungi jempol atas keberaniannya, karena kita terlalu menuhankan pastor hingga lupa kalau mereka adalah manusia biasa.
BalasHapusSangat disayangkan...semua px tujuan baik hanya tidak mampu membangun komunikasi yg baik sehingga terjadi keributan yg tentu saja merugikan ke duabelah pihak...
BalasHapusSangat setuju . Bkn dg cara2 yg tdk profesional ..
Hapusmedia membahasakan pemebritaan sangat subjektif tanpa croscek. media tak bermutu. Media menulis sebagai media bukan sebagai bantuan pribadi.
BalasHapusMenyembunyikan barang yang busuk tercium juga sedih
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmiris sekali. berita tidak berbobot. subjektif yg berlebihan membuat pembaca lupa jikalau tersangka tahan karna merusak fasilitas umur yg dpt dikategorikan gangguan jiwa
BalasHapusYg gangguan jiwa itu anda...
HapusAda apai maka ada asap.
Dikomunikasikan secara baik, saya yakin bisa diselesaikan baik2. Mari kita semua introspeksi diri masing2, mengambil hikmah dan memulai sebuah situasi baru yang penuh cinta, sesuai ajatan Yesus.......
BalasHapusMedianya kurang Netral...
BalasHapusKarena isi berita seperinya hanya mencantumkan PERNYATAAN satu Pihak TANPA mengambil DATA juga dari Pihak Lain (Pastor).. Kalau bgini ya Susah menyimpulkan juga....
SaveFelixNesi.
BalasHapusPihak yang melaporkan Bung Felix kepada polisi sesungguhnya telah membantu Bung Felix membongkar kedok si Pastor A. Harus saya akui strategi bung felix yang membelenggu lawan menjadi sahabat perjuangannya. Dengan berhasilnya bung felix ditahan di polisi maka kemenangan ada di tangan Bung Felix. Semangat bung Felix. Saya akan membentuk sebuah kelompok kecil sebagai bentuk aliansi perjuangan.
Salam
Rovin Bou (Atambua) berdomisili di Bali.
Mantapp bung..
HapusBerita yg tak berbobot...apa faedah nya
BalasHapusSangat bermanfaat....harus dihajar para oknum klerus amoral...masih ingat pst Herman yg menghamili suster Grace higga 2 kali dan membunuhnya....
HapusPolisikan pastornya saja kalau memang melihat ada masalah dan pingin menjadi suara kaum lemah. Mau sastrawan atau aktivis kalau kelakuan spt itu memang layak masuk sel.
BalasHapusDi sisi lain Pastor harus berani keluar dan berhenti kalau memang sudah tidak bisa lagi. Jangan paksa diri, nanti bawa itu virus skandal kemana- mana. Dan nama serta uang gerejalah yang nanti rugi.
Se77
HapusTrimksih untuk beritanya.
BalasHapusKami tunggu berita selanjutnya
Selamat sore, salam sejahtera untukmu jurnalis lekoNTT.
BalasHapusPertama kali melihat judul berita saya kaget. Karena kejadian ini terjadi di almamater tercinta saya, SMK st.pius x insana. Sungguh luar biasa media ini hanya mengulas kehebatan felix tanpa memiliki data dari SMK. Subjektif sekali, saya sebagai alumni SMK yang jelas tidak simpatik dengan perjuangan felix yang katanya aktivis tapi kok merusak!
Apakah memperjuangkan kebenaran harus dengan cara seperti itu?
Tentunya aktivis felix itu.
Cara kk felix jelas salah makanya pihak sekolah melapor klo kk felix tdk merusak pasti tidak akan dilapor ke pihak berwajib. Pihak sekolah juga sudah menyuruh kk felix bertemu uskup untuk menindaklanjuti si pastor A tersebut kerena pihak sekolah tidak punya kewenangan untuk memindahkan pastor tersebut
BalasHapusTidak ada namanya media netral, pasti selalu memihak. Namun keberpihakannya pada kebenaran atau kejahatan. Tujuan beritanya jelas dan mungkin tulus. Hanya ingat anda juga jurnalis, ada kaidah keberimbangan dan verifikasi informasi. Semoga permasalahan mendapat titik terang.
BalasHapusKita menunggu sampai urusan felix dg polisi selesai batu dilanjutkan
BalasHapusMedia hasil copy paste tulisan bung felix di berandanya,knp tidak sekalian Cros cek dengan pastor pastor dr smk yg besangkutan baru update biar information tidak hanya dari satu sisi
BalasHapusSudah saatnya gereja Katolik berbenah diri dan mereformasi diri untuk semakin lebih baik, tetap perjuangkan pak Felik karena tidak ada yang imun di mata hukum. Kita mau Gereja juga bisa menjadi saluran berkat, karena memelihara kesuciannya
BalasHapusGK harus dibersihkan dari para oknum klerus amoral yg menjijikkan.....
BalasHapusPelaporan atas perbuatan Kriminal berbedan dengan alasan yang dikemukakan sehingga berbuat kriminal.
BalasHapusPrinsipnya: Tidak boleh orang MENCURI hanya dengan alasan miskin dan tak punya.
Om Felix melakukan perbuatan kriminal dan dilaporkan ke APH.
Alasan om Felix yang dikemukakannya hanyalah pembenaran atas perbuatan tercela yang dilakukannya.
Adakah yg masih mau menutupi kebusukan.. di bx t4 terjadi pula.đ˘đ˘
BalasHapus