LekoNTT.com: Membaca Dahulu, Berkomentar Kemudian
Archive for Juni 2023

NTT Masuk Daerah Afirmasi, Ini Syarat Pendaftaran Beasiswa LPDP

LekoNTT - Beasiswa Daerah Afirmasi LPDP diperuntukkan bagi kelompok masyarakat yang berasal dari daerah afirmasi. Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu daerah afirmasi, sehingga terbuka kemungkinan yang sangat besar bagi putra-putri NTT yang ingin melanjutkan kuliah dengan skema beasiswa daerah afirmasi.

Cakupan Beasiswa Daerah Afirmasi terbagi ke dalam dana pendidikan dan dana pendukung, yang terdiri dari:

  1. Dana pendaftaran
  2. Dana SPP atau UKT
  3. Dana tunjangan buku
  4. Dana penelitian tesis atau disertasi
  5. Dana seminar internasional
  6. Dana publikasi jurnal internasional
  7. Dana transportasi
  8. Dana aplikasi visa
  9. Dana asuransi kesehatan
  10. Dana kedatangan
  11. Dana hidup bulanan
  12. Dana lomba internasional
  13. Dana tunjangan keluarga khusus doktor
  14. Dana keadaan darurat jika diperlukan

Skema Beasiswa Daerah Afirmasi

  • Beasiswa Daerah Afirmasi disediakan untuk jenjang pendidikan Magister satu gelar atau dua gelar dengan durasi pendanaan studi paling lama 24 bulan
  • Beasiswa Daerah Afirmasi disediakan untuk jenjang pendidikan Doktor satu gelar atau dua gelar dengan durasi pendanaan studi paling lama 48 bulan
  • Pendaftar beasiswa yang telah mempunyai dan mengunggah LoA Unconditional wajib memilih satu perguruan tinggi tujuan dalam ataupun luar negeri sesuai dengan LoA Unconditional tersebut dan termasuk ke dalam daftar perguruan tinggi LPDP
  • Pendaftar beasiswa yang belum memiliki LoA Unconditional wajib memilih tiga perguruan tinggi tujuan dalam negeri atau luar negeri yang ada di daftar perguruan tinggi LPDP dengan prodi serumpun
  • Dapat memilih perguruan tinggi tujuan dan prodi di luar daftar perguruan tinggi LPDP dengan ketentuan mengunggah LoA Unconditional dan bukti pendukung yang menunjukkan perguruan tinggi tersebut memenuhi kriteria unggulan terbaik dan penilaian lembaga independen pemeringkat dunia
  • Bagi yang memilih perguruan tinggi tujuan luar negeri saat pendaftaran dan tidak mendapatkan LoA Unconditional dari perguruan tinggi terkait selama masa pencarian LoA Unconditional sesuai ketentuan LPDP, maka LPDP memberikan kesempatan untuk mendapatkan LoA Unconditional dari perguruan tinggi dan program studi dalam negeri yang ada dalam daftar LPDP
  • Pendaftar yang ditetapkan lulus seleksi sebagai calon penerima beasiswa wajib mengikuti pembekalan afirmasi yang dilaksanakan oleh LPDP.

Related Posts:

Cerita Dwi-Bahasa Tetun-Indonesia: Ai-Laran Uma Balada (Hutan Rumah Binatang)

Oleh: Teofilio Da Silva Amaral 

Lahir di Kota Dili (Timor Leste) pada tanggal 13 Juli 1992. Sekarang tinggal di Kota Kefamenanu Propinsi Nusa Tenggara Timur. Menyelesaikan studi D3 Jurusan Manajemen Informatika dan mendapat gelar A,Md dari Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Iha ai-laran tuan ida moris balada barak hanesan laho, koellu, manu loriku ho nia oan sira. Sira moris hakmatek tan ai-mahon no iha ai -han barak atu han. Besik ai-laran ne’e moris toos nain ida naran tiu Peu.

Loron ida, tiu Peu ba’ai-laran atu taa ai.

“Tum… tum…

Ai lian makaas tebes, manu loriku hakfodak no halai tuun ba’a hare. Koellu mos iha ai sorin hafuhu tiu Peu. Manu loriku ta’uk tebes no halai arbiru de’it to’o xoke tan ai ida to’o monu maibe semo nafatin. Manu-loriku soe hela nia oan ki’ik sira iha ai-leten. Laho hein iha ai sorin, manu ki’ik sira hakilar buka sira-nia inan.

Iha ai laran sira halo plenu atu salva manu-loriku oan iha ai-leten. Lakleur ai lian nafatin no besik atu monu.

Balada sira buka ideia no sira foti ai-tahan no ai-talik tara ba sira nia isin. Manu sira semo no balada seluk la’o deit sira atu ba ataka tiu Peu.

Tiu Peu tesi hela ai, derrepente manu sira mai ataka tiu pelu. Balu tuku, balu tata tiu Peu nia isin.

Tiu Peu halai maka’as hodi hakilar, “Mate-klamar!!!

Balada sira hamnasa hare tiu Peu, manu loriku hasoru malu fali ho nia oan.

Ita tenke proteje ita nia uma, keta husik ema aat sira mai estraga,” manu loriku koalia.

Iha ne’e kedas tiu petu ta’uk mai tesi iha ai-laran ne’e.

Pak Peu masuk ke hutan untuk menebang pohon. (Ilustrasi: Utep/LekoNTT)

Hutan Rumah Binatang

Di dalam hutan hidup banyak binatang seperti, tikus, kelinci, burung nuri dan anak-anaknya. Mereka hidup tenang karena ada tempat berteduh dan makanan yang banyak untuk dimakan. 

Di tepi hutan itu, hidup seorang petani tuan tanah yang bernama Pak Peu.

Suatu hari Pak Peu pergi ke hutan untuk menebang pohon.

“Tum tum...”

Bunyi suara kayu sangat kuat. Burung nuri kaget lalu terbang untuk melihatnya. Kelinci yang ada di sebelah pohon juga mengintip Pak Peu. Burung nuri sangat ketakutan lalu terbang tak karuan sampai menabrak sebuah pohon hingga terjatuh, tetapi karena ketakutan ia tetap bangun dan terbang kembali. Burung nuri itu meninggalkan anak-anaknya di atas pohon. Tikus menunggu di sebelah pohon, anak-anak burung berteriak mencari induknya.

Pak Peu berlari sambil berteriak: "Setan!!!" (Ilustrasi: Utep)

Binatang-binatang itu lalu membuat sebuah rencana untuk menyelamatkan anak-anak burung nuri yang berada di atas pohon. Tak lama kemudian terdengar kembali suara pohon ditebang dan hampir tumbang.

Binatang-binatang itu mencari ide. Mereka mengambil daun dan akar lalu menggantung ke tubuh mereka. Para  burung terbang dan binatang lainnya hanya berjalan saja untuk mencelakakan Pak Peu.

Pak  Peu tetap memotong pohon. Tiba-tiba para burung datang mencelakakan Pak Peu. Sebagian mematuk, sebagian menggigit tubuh Pak Peu.

Pak Peu berlari sangat kencang sambil berteriak: “Setan!!!”

Para binatang tertawa melihat Pak Peu, burung nuri pun bisa bertemu kembali dengan anak-anaknya.

“Kita harus melindungi rumah kita, jangan biarkan orang jahat datang merugikan kita,” kata burung nuri.

Sejak saat itu Pak Peu sudah takut ke hutan untuk menebang pohon.


Ilustrator

Petrus Sibu (Utep), lahir di Haufo’o 23 Februari 1990. Memiliki hobi menggambar dan melukis sejak masih duduk di bangku SD. Menghasilkan banyak karya seni lukis sketsa wajah, seni lukis di media kain, triplek, dinding juga seni tato di tubuh. Sering mengikuti lomba menggambar dan melukis. Juara III Oko Mama Award, Lomba Sketsa Wajah yang diselenggarakan pada Tanggal 17-20 Agustus 2016 di UPT Taman Budaya Daerah NTT. 

Related Posts:

Berpotensi Jadi Wabah Besar di NTT, Apa itu Rabies?


LekoNTT - Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengambil tindakan untuk mengatasi situasi yang serius terkait penyakit rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Setelah terjadi kematian satu orang dan ada puluhan kasus dugaan infeksi virus rabies, langkah vaksinasi darurat untuk hewan yang berpotensi menularkan penyakit ini akan dilakukan.

Tindakan vaksinasi darurat ini bertujuan untuk melindungi seluruh hewan yang berpotensi membawa virus rabies di wilayah tersebut. Hal ini sangat penting karena jika penanganannya tidak tepat, virus rabies dapat menyebar ke wilayah lain dan menjadi wabah yang berdampak luas.

Dokter hewan Maria Geong, yang memegang gelar doktor di bidang mikrobiologi-epidemiologi, memprediksi virus penyebab penyakit anjing gila itu akan menyebar ke wilayah lainnya di seluruh daratan Pulau Timor, NTT, jika pemerintah setempat tidak melakukan langkah yang tepat untuk mengatasi kasus rabies.

Sebagai penyakit yang berbahaya, rabies dapat menular dari hewan ke manusia dan memiliki konsekuensi yang serius, bahkan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, upaya vaksinasi darurat ini menjadi langkah penting dalam memutus rantai penyebaran penyakit dan melindungi masyarakat dari risiko yang lebih besar.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk bekerja sama dengan cepat dan efektif dalam melaksanakan program vaksinasi darurat ini. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengendalikan penyebaran rabies dan melindungi kesehatan masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Rabies adalah penyakit zoonosis yang dapat menular dari hewan ke manusia. Infeksi ini disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan oleh hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kelelawar, kucing, dan kera. Di Indonesia, rabies atau yang sering disebut "penyakit anjing gila" masih menjadi masalah serius yang mengancam kesehatan masyarakat.

Rabies, juga dikenal sebagai "penyakit anjing gila," adalah penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pusat dan disebabkan oleh Lyssavirus. Virus rabies dapat menular melalui air liur, gigitan, cakaran, atau menjilati luka terbuka oleh hewan yang terinfeksi rabies. Hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak divaksinasi rabies memiliki risiko tinggi untuk menularkan rabies.

Masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4 hingga 12 minggu. Setelah masa inkubasi, orang yang terinfeksi virus rabies dapat mengalami gejala mirip flu, seperti demam, otot melemah, kesemutan atau rasa terbakar di area yang digigit, sakit kepala, mual, muntah, gelisah, kebingungan tanpa alasan yang jelas, hiperaktif, halusinasi, insomnia, kesulitan menelan, dan produksi air liur yang berlebihan. Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap, dimulai dengan gejala awal yang mirip flu dan kemudian berkembang menjadi gangguan neurologis yang parah. Meskipun bisa berakibat fatal, jika segera diobati setelah terpapar virus rabies, masih ada peluang untuk sembuh.

Penanganan luka gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies sangat penting dilakukan dengan segera. Luka gigitan harus segera dicuci dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit, kemudian diberikan antiseptik. Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk membersihkan luka lebih lanjut dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) serta Serum Anti Rabies (SAR). Penanganan luka yang cepat dan efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi virus rabies antara lain yaitu dengan melakukan vaksinasi rabies baik pada hewan maupun pada korban gigitan, menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi mengandung virus rabies, menjaga agar hewan peliharaan tidak berinteraksi dengan hewan liar atau asing, melaporkan kepada petugas kesehatan jika menemui seseorang atau hewan yang menunjukkan gejala rabies, dan mencegah hewan lain yang berpotensi menyebarkan rabies masuk ke dalam rumah.

Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, risiko terkena rabies dapat dikurangi secara signifikan.


dida/LekoNTT

Related Posts:

’Karya Unik dan Ajaib’: Dokumenter NTT Raih Film Terpilih di Ajang Kemenparekraf


LekoNTT - Sailum: Song Of The Rustling Leaves, sebuah dokumenter pendek dari Nusa Tenggara Timur (NTT), ditetapkan sebagai Film Terpilih dalam Festival Film Bulanan (FFB), sebuah ajang apresiasi film pendek dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Pengumuman itu disampaikan FFB melalui akun Instagram pada Senin, 22 Mei 2023. Dikutip dari situs webnya, ajang ini setiap bulannya menyeleksi dan memilih dua film pendek terbaik berdasarkan zonasi di seluruh Indonesia.

Sailum: Song Of The Rustling Leaves menjadi satu dari dua Film Terpilih di FFB Lokus 4 edisi Mei 2023, yang melombakan 25 film dari zonasi NTT, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali. Satu Film Terpilih lainnya adalah Pepadu, film fiksi pendek dari Lombok, NTB.

Disutradarai Felix K. Nesi dan Moses Parlindungan Ompusunggu, Sailum: Song Of The Rustling Leaves adalah sebuah dokumenter personal berdurasi 29 menit yang mengeksplorasi sopi sebagai bagian penting dalam kehidupan masyarakat Atoin Meto di pulau Timor. Pendekatan itu memadukan narasi Felix yang reflektif dengan gambar-gambar puitis dan intim dari Moses.

Hasilnya, seperti kata dewan kurator FFB dalam pernyataan yang dikutip dari berita Media Indonesia tanggal 22 Mei 2023, adalah sebuah film “ajaib” dengan “ide penuturan yang unik.” “Film dokumenter Sailum: Song of The Rustling Leaves itu dibuat dari seseorang yang sudah punya pemikiran kuat, lalu menggunakan film sebagai peluru untuk menyampaikan gagasan-gagasan tersebut.

Imajinasi menarik, kesannya poetic. Aku suka tawaran ceritanya tentang pro kontra Timor Timur yang lepas dari Indonesia,” ujar Mohamad Ariansah, akademisi film dan salah satu kurator FFB.

Sailum: Song of The Rustling Leaves dibuat rumah produksi dokumenter Atmakanta Studio untuk Project Multatuli, sebuah media daring berbasis di Jakarta yang berfokus pada isu dan masyarakat terpinggirkan. Film ini dirilis resmi pada 28 Januari 2023 dalam sebuah pemutaran khusus undangan di Gudskul, Jakarta Selatan.

Acara tersebut disertai diskusi publik yang menghadirkan jurnalis harian Kompas Ahmad Arif dan Hasta Trida dari organisasi pengembangan dokumenter In-Docs. Film ini juga telah ditayangkan di Yogyakarta pada akhir Februari 2023, bagian dari tur kumpulan cerpen terbaru Felix Kapten Hanya Ingin ke Dili.

Related Posts: