Kiupukan-TTU, LekoNTT.com –
Dalam rangka merayakan Hari Orang Muda Sedunia (HOMS) yang jatuh pada Minggu
(21/11), Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santa Maria Pengantara Segala Rahmat
Kiupukan, Keuskupan Atambua melangsungkan bakti sosial. Selain pembersihan
lingkungan di pusat paroki, panitia penyelenggara memfasilitasi vaksinasi
Covid-19 di Aula Paroki Kiupukan pada Jumat (19/11). Vaksinasi ini dilakukan
atas kerja sama panitia HOMS dan pihak Puskesmas Oelolok.
Ketua Panitia HOMS Paroki
Kiupukan Agustinus Berek mengatakan, inisiatif untuk melangsungkan vaksinasi merupakan
hasil pertemuan antara OMK, DPP dan para Pastor di Paroki Kiupukan pada Rabu
(10/11) lalu. Vaksinasi menjadi salah satu wujud nyata dari bakti sosial.
“Lewat vaksinasi, kita beri
kesempatan kepada orang muda dan umat Allah yang belum pernah terima vaksin. Awalnya
kita targetkan kepada orang muda tetapi kuota masih kurang sehingga kita buka
kesempatan kepada masyarakat umum,” tutur Agustinus.
Ia menjelaskan, para peserta
sangat antusias dengan adanya vaksinasi di pusat Paroki Kiupukan. “Pendaftar
bahkan melebihi target. Awalnya kita target 225 orang, yang daftar 300 lebih.
Akhirnya kita kurangi jatah OMK partisipan seperti adik-adik SMP dan SMA karena
mereka punya jadwal tersendiri di sekolah.”
Agustinus yang juga Ketua OMK
Paroki Kiupukan saat ini menambahkan, total OMK dan masyarakat umum yang
diterimakan vaksin dalam kesempatan itu berjumlah 210 orang. “Sebenarnya lebih,
tetapi banyak juga yang karena alasan medis, tidak bisa menerima vaksin. Angka
ini pun sudah sesuai target dari pihak Puskesmas Oelolok dan Dinas Kesehatan Kabupaten
TTU. ”
Antusiasme Peserta Vaksin
Sebagaimana dikatakan
Agustinus, beberapa peserta yang dijumpai Leko
NTT di lokasi mengungkapkan situasi yang sama. Para peserta dimaksud adalah
OMK partisipan dari SMA Negeri 1 Insana dan juga kelompok masyarakat.
Medianty Bone (18), salah satu
siswi kelas XII IPS 3 mengungkapkan, setelah mendengar informasi terkait adanya
vaksin dari seorang guru, ia langsung mendaftarkan diri. Tidak sendiri, ia
bersama teman-temannya yang lain.
“Kami tahu informasi ini dari
ibu Elen Skera. Kami senang karena bisa ikut vaksin, kami tidak takut jarum
suntik. Kalau sakit, ya sakit sebentar saja untuk sehat terus, imun kuat, lawan
Covid,” kata Medianty penuh semangat.
Di pihak lain, Theresia Kefi
(52) malah mendapat informasi dari tetangganya. Awalnya ia pesimis sebab sesuai
informasi yang tersebar, vaksinasi hanya dikhususkan bagi orang muda. Namun
demikian, ia tetap pergi ke pusat paroki sesuai jadwal yang telah ditentukan.
“Sebenarnya saya tidak mau
ikut, tapi karena keinginan yang kuat, ya saya ikut saja. Siapa tahu bisa
diterima saat daftar. Setelah sampai aula paroki, saya diterima. Bukan hanya
saya, banyak juga masyarakat lain,” ungkap Theresia, warga Desa Fatoin.
Tidak sendiri, perempuan paruh
baya ini menuju pusat paroki bersama anak sulungnya Frederikus Naiaki (29).
Keinginan untuk mengikuti vaksinasi membuat “kami di dalam rumah, semua selesai
vaksin dosis pertama.”
“Kami senang sekali akhirnya
bisa terima vaksin karena selama ini kami mau ikut vaksin tapi sampai ke
Puskesmas, Kantor Desa, katanya [kuota] sudah penuh. Jadi kami senang sekali
dapat vaksin gratis ini. Dengan adanya vaksin, semoga ke depan penyakit
[Covid-19] ini bisa teratasi,” ungkap Theresia.
HOMS dan Vaksinasi: Peran Gereja, Apresiasi Pemerintah
Hari Orang Muda Sedunia diusulkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1984 ketika menyerahkan Salib Suci
kepada orang muda. Sejak saat itu, salib tersebut dikenal dengan Salib Orang
Muda (Youth Cross) atau Salib Orang Muda Sedunia (Cross of World Youth Day);
dan menjadi pusat dari seluruh perayaan Orang Muda Sedunia.
Intensi dari setiap pertemuan
yaitu memperkuat OMK dengan menawarkan pendorongan untuk komitmen, obyektif
yang mendorong keterlibatan yang lebih dan partisipatif. Selain itu, menaruh
rasa percaya di antara pemuda, berkumpul bersama, dan pertemuan dalam dunia
internasional di tingkatan manusia.
HOMS di tingkat internasional
dirayakan tiga tahun sekali. Perwakilan orang muda dari setiap negara di dunia
berkumpul, berjumpa bersama Paus. Pada Januari 2019 dalam misa penutupan World Youth Day di Panama City, Paus
Fransiskus mengumumkan bahwa Lisbon, Ibu Kota Portugal akan menjadi tuan rumah
pertemuan OMK sedunia. Pertemuan tersebut akan dilangsungkan pada tanggal 1
hingga 6 Agustus 2023.
Pada tahun 2021, Paus
Fransiskus menetapkan HOMS jatuh pada tanggal 21 November, bertepatan dengan
Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Perayaan ini dilangsungkan di tingkat
keuskupan, termasuk keuskupan-keuskupan di Indonesia.
“Berdirilah…Aku Menetapkan
Engkau Menjadi Saksi Tentang Sesuatu yang Engkau Lihat (Kis 26:16)” demikian
tema perayaan HOMS dan Kristus Raja Semesta Alam di tingkat Keuskupan Atambua. Berbagai
kegiatan dilaksanakan dalam rangka menyongsong HOMS 2021. Beberapa di
antaranya, bakti sosial, sharing, animasi, rekoleksi, pertobatan, dan perayaan
ekaristi.
Di tingkat Paroki Kiupukan,
bakti sosial menjadi salah satu kegiatan yang dilaksanakan, termasuk vaksinasi.
“Usaha ini menjadi bagian dari kepedulian Gereja Katolik dalam mendukung
program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah Indonesia,” ungkap moderator OMK Paroki
Kiupukan Romo Yopitus Luan Nahak, Pr.
Ia menjelaskan, sasaran utama
kepada OMK agar tetap sehat dan kuat sehingga aktivitas kemasyarakatan dan
keagamaan tidak terhalangi oleh pandemi. “Kalau umat Kiupukan sehat, masyarakat
Insana sehat, Indonesia menjadi kuat. Kita tahu bahwa pandemi Covid-19 membuat
aktivitas keagamaan dan hampir semua kegiatan terkendala karena ada pembatasan
berkegiatan. Gereja turut prihatin karena ekonomi masyarakat macet,
pembelajaran di sekolah tidak berjalan lancar, dan banyak hal yang terhambat.
Vaksinasi bisa mempermudah kita,” ungkap Romo Yopi.
Pemerintah Kabupaten TTU
melalui Kabid P2P Dinas Kesehatan Theo Bifel mengapresiasi inisiatif OMK dan
pihak Pastoran Paroki Kiupukan yang menjalin kerja sama dengan Puskesmas
Oelolok. “Soal vaksinasi di Paroki Kiupukan, Dinas Kesehatan Kabupaten TTU
sudah tahu itu. Terima kasih kepada OMK, para Pastor dan semua pihak yang terlibat
dalam proses vaksinasi di Kiupukan. Namanya pelayan, kita selalu siap melayani
kalau ada yang minta dan sesuai syarat yang berlaku. Minimal masukkan surat
supaya kita tahu lokasi, target peserta dan jumlah dosis,” ungkapnya.
Ia juga berharap agar pihak
gereja membantu pemerintah dalam melayani vaksinasi bagi masyarakat di TTU.
“Kita tetap jalin kerja sama yang baik sehingga masyarakat kita mendapat
pelayanan vaksin.”
Reporter: HET - Foto: Panitia
HOMS Kiupukan/ YU
Related Posts: