LekoNTT.com: Membaca Dahulu, Berkomentar Kemudian
Seminari Tinggi Santo Mikhael Gelar Pameran dan Pentas Seni Budaya - Leko NTT

Seminari Tinggi Santo Mikhael Gelar Pameran dan Pentas Seni Budaya


Kupang, LekoNTT.comMenyambut Pesta Keluarga XXVIII, Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang menggelar Pameran Seni Budaya Etnik Flobamora selama dua hari (25-26/9/2019). Pemeran tersebut bertempat di pelataran Kapela Seminari Tinggi.
Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan menuju pesta puncak yang dilaksanakan pada 29 September 2019 dalam perayaaan Ekaristi Kudus. Bertepatan dengan perayaan ini, Komunitas Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang merayakan Syukur 25 Tahun Imamat kedua imam yakni, Romo Yohanes Subani, Pr asal Keuskupan Atambua (Dekan Fakultas Filsafat Unwira Kupang) dan Romo Kornelis Usboko, Pr asal Keuskupan Agung Kupang.

Salah satu panita, Frater Christian Kali, mengatakan dalam rancangan panitia, Frater-Frater yang berasal dari Keuskupan Atambua, Keuskupan Agung Kupang dan Keuskupan Weetebula Sumba, dibagi ke dalam delapan kelompok dengan mengangkat nama suku yang ada di wilayah masing-masing. “Kita bagi dalam kelompok-kelompok, Uma Metan itu dari Belu, Besi Badaen – Malaka,  Ende – Lio, Kambera – Sumba, Kodi – Sumba, Amarasi – Kupang , Abui – Alor dan Tamkesi itu dari TTU,” ungkapnya kepada LekoNTT.com.
Lebih lanjut ia mengatakan, pameran seni budaya ini dikreasi dengan beragam bentuk seni yakni tarian-tarian tradisional, Orkestra, Vokal Solo, Dramatisasi Puisi dan sebagainya. Selain pameran seni, panitia juga menyelanggarakan Bazar Budaya yang menyediakan aneka souvenir, aksesoris budaya, cerita rakyat, kain tenun, foto, dan ukiran-ukiran budaya.
Malam seni budaya ini disponsori oleh Indie Home Oebufu, melibatkan juga Komunitas  Leko Kupang dan Toko Buku Fanu.  Komunitas ini hadir sebagai penggerak budaya literasi bagi kaum muda dengan menghadirkan lapak buku.

Pegelaran seni budaya merupakan manifesta dari tema umum yang diusung oleh panitia yakni Hidup Orang-Orang Terpanggil dalam Keberagaman Budaya (Bdk Ef 4:1-16). Panitia menyadari bahwa imamat lahir dan bertumbuh dalam keberagaman budaya dan pelayanan Injil Kristus, akan bersentuhan langsung dengan gerakan budaya setempat”.
Menurut Frater Christian, penting bagi calon imam diosesan untuk mengenal, mencintai dan melestarikan warisan budayanya masing-masing. Pelestarian budaya yang berkelanjutan adalah tanggung jawab bersama sebagai sebuah komunitas kehidupan yang syarat nilai dan makna.

Selain sebagai usaha pelestarian budaya, kegiatan ini merupakan orientasi pastoral berbasis budaya, cinta akan kebijaksanaan, calon imam harus bijak mencintai budayanya sendiri dan budaya umat yang akan ia layani,” ungkap Frater Christian. (red)
Foto: Istimewa

Related Posts:

0 Response to "Seminari Tinggi Santo Mikhael Gelar Pameran dan Pentas Seni Budaya"

Posting Komentar