Kupang,
LekoNTT.com
– Perhimpunan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Thomas Aquinas menggelar
Koferensi Studi Nasional (KSN) di Kota Kupang, 17-21 September
2019. KSN PMKRI se-Indonesia
tersebut diawali dengan Seminar Nasional bertema “Pembangunan Berkelanjutan
dalam Memperkokoh Ketahanan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045” di Milenium Ballroom, Kupang, Rabu (18/9/2019).
Denni Puspa Purbasari (berdiri), Pembicara Kunci dalam Seminar KSN PMKRI di Milenium Ballroom, Kupang. (Foto: Ist.) |
Hadir sebagai
pembicara kunci, Denni Puspa Purbasari, Deputi
III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis Kantor Staf
Presiden.
Denni dalam sesinya kembali menegaskan catatan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan juga bangsa-bangsa yang dipelopori oleh kaum intelektual. “Gunakan
ilmu untuk kebajikan Indonesia. Tanggung jawab sejarah ada di situ,” kata Denni melalui rilis pers Kantor Staf Presiden yang diterima Leko NTT.
Secara
gamblang, doktor bidang Ilmu Ekonomi dari University of Colorado at Boulder ini
menjelaskan empat pilar menuju Indonesia Emas 2045, yakni pembangunan SDM dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan,
pemerataan pembangunan dan ketahanan nasional serta tata kelola kepemerintahan.
Denni Puspa Purbasari, Deputi III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Ekonomi Stratgesi Kantor Staf Presiden. (Foto: KSP) |
“Pemerintah
sudah menyiapkan skenario Indonesia menuju negara berpendapatan tinggi pada
2045. Karena itu, hari-hari ini Presiden Jokowi menekankan pentingnya
investasi, ekspor dan SDM unggul”.
Dalam
upaya
menghasilkan sumber daya unggul, Denni
menekankan pentingnya membangun SDM di sepanjang
siklus hidup manusia. “Semua harus disiapkan sejak anak masih dalam kandungan.
Bahkan lebih jauh lagi, sejak calon ibu masih remaja,” kata mantan Asisten Staf
Khusus Wakil Presiden RI Boediono itu.
Karena
itulah, demi mencegah ‘stunting’ dan pembentukan keluarga berkualitas, Denni
menekankan para mahasiswa dan mahasiswi untuk tidak
menikah di usia terlalu muda.
“Di
situlah hulunya, keluarga. Orang tua harus siap dulu
untuk bisa bertanggungjawab dan memberikan yang terbaik atas kehidupan anak seumur
hidupnya nanti,” kata lulusan terbaik dan tercepat dari Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada 1997 ini.
Khusus
bagi anak muda NTT, Denni menegaskan agar mengembangkan produk-produk khas
daerah dengan kreativitas milenial. Sembari menunjukkan tenun NTT yang
dipakainya, Denni menyampaikan, betapa lebih kuatnya hasil tekstil itu jika
diberikan nilai tambah. Kata kuncinya adalah kolaborasi kreativitas yang
dicurahkan menjadi kekuatan ekonomi baru.
Foto: Ist. |
“Bagi
milenial, berikan cerita pada produk ini, misalnya terkait motifnya atau
terkait proses pembuatan tenun NTT. Kemas dalam media sosial, beri sentuhan
Bahasa Inggris menarik, sehingga menarik lebih banyak turis datang ke desa wisata
pembuatan kain khas Timor”.
Memungkasi
paparananya, Denni Purbasari berpesan agar kader-kader PMKRI tak hanya memiliki
kompetensi dan kreativitas.
“Jangan lupakan integritas sebagai
karakter daya saing kita. Di sinilah nilai-nilai keimanan menjadi penguat pada
kompetensi yang kita miliki”.
Selain
dihadiri Deputi Kantor Staf Presiden, Seminar KSN PMKRI yang dibuka Wakil
Gubernur NTT Josef Nae Soi juga menghadirkan pembicara lain yakni Manajer Pilar
Pembangunan Ekonomi Seknas SDGs Bappenas, Setyo Budiantoro, Rektor Universitas
Widya Mandira Kupang, Pater Philipus Tulle, SVD serta staf bagian pendidikan dan
penyuluhan Komnas HAM, Louvikar Alfan Cahasta. (red)
Hmmm skenario emas naa....đ
BalasHapus