LekoNTT.com: Membaca Dahulu, Berkomentar Kemudian
Timore Art Graffiti: Ulang Tahun Keempat, Pameran Perdana - Leko NTT

Timore Art Graffiti: Ulang Tahun Keempat, Pameran Perdana


Kupang, LekoNTT.com – Memperingati ulang tahun keempat, Komunitas Timore Art Graffiti (TAG) menggelar pameran bertajuk Hello My Name Is. Pameran tersebut akan dilangsungkan pada tanggal 21 hingga 23 November 2019 di Aula F-Square Lantai 2, Jln. Shopping Center Oebobo, Kota Kupang.


Selain memperkenalkan para seniman dan seniwati TAG kepada publik di Nusa Tenggara Timur melalui karya yang dipamerkan, akan ada artist talk, live mural, live music, pembacaan dan musikalisasi puisi serta merchandise menarik, khas TAG. Pameran ini didukung oleh beberapa komunitas kreatif di Kota Kupang seperti SkolMus, Komunitas Film Kupang, Komunitas Leko, Coloteme Art’s Movement, dan dukungan perorangan maupun non komunitas seperti Barber 88.

Hello My Name Is, Pameran (Tunggal) Perdana

TAG telah berkarya selama empat tahun di Kota Kupang, Hello My Name Is merupakan pameran perdana. Dalam pameran ini, karya para seniman dan seniwati TAG dikurasi langsung oleh Yoppie Liliweri, salah satu seniman yang bergiat di Komunitas Perupa Kapur Sirih  Kupang.

“Dalam suasana kerja dan belajar bersama yang hadir di antara ragam komunitas di kota Kupang inilah, TAG mengadakan pameran perdana,” ungkap Aldy Chrstian, salah satu seniman TAG. Lebih lanjut, ia menandaskan alasan dipilihnya tema yang menjadi jiwa dalam pameran perdana ini.

Hello My Name Is dipilih sebagai tema, sebuah istilah yang secara referensi sinematik telah memberikan jejak kuat bagi perkembangan global seni graffiti dan mural.” Mewakili TAG, ia pun berharap, dalam pameran ini jalan kesenimanan TAG selama ini akan semakin kuat terefleksikan. TAG telah tumbuh, tengah muda dan prima, dipenuhi nyala inspirasi.

Seniman TAG yang lain, Obby Tukan, kepada LekoNTT.com menjelaskan fokus berkesenian yang tengah digeluti bersama teman-temannya. “Berbicara tentang seni jalanan, rujukan tentangnya didominasi pada seni visual. Meskipun seni sastra seperti puisi dan drama serta seni musik juga memiliki posisi yang lumayan besar,” ungkapnya.

Obby pun menjalaskan secara umum terkait mural dan graffiti. “Mural itu cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Sedangkan graffiti lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot. Mural cenderung lebih bebas dan dapat menggunakan media cat atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar. Namun seperti halnya kehidupan, pemaknaan rata-rata bersifat tak tetap.”

Tentang Timore Art Graffiti

Sebagai komunitas yang memilih fokus pada seni visual, Timore Art Graffiti berdiri pada tanggal 23 November 2015. Adanya TAG atas dasar ketertarikan para anggotanya pada seni gambar, khususnya seni visual di jalanan (street art).

Berusia relatif muda, para perupa di TAG bergelut dengan rupa-rupa tema dan teknik dalam berkarya. Pendekatan-pendekatan yang mereka lakukan terkait juga dengan identitas mereka sebagai warga kota Kupang dan Provinsi NTT, dimana aspek-aspek etnisitas juga punya warna yang kuat.
Salah satu karya TAG di salah satu tembok di Jalan Palapa, Kota Kupang. Karya yang menyikapi beberapa UU dan RUU kontroversial. Aksi di NTT sendiri diawali oleh TAG pada 25 September 2019. (Foto: Asis)

Perkembangan media informatika dan akses pengadaan media berkarya membuat ruang-ruang aktualisasi menjadi mudah dibangun. TAG membuka diri untuk terkoneksi sampai ke tepi-tepi batas cair ruang dan waktu; yang dimungkinkan oleh teknologi.

Tumbuh dan menjadi bagian dari kota Kupang, TAG terlibat aktif dalam berbagai kegiatan mural dan graffiti di ini kota. Pada Februari 2018, saat Komunitas Art of Peace, sebuah gerakan seni visual internasional, menyambangi kota Kupang dan mengadakan kegiatan Aksi Mural di wilayah Kota Lama Kupang, TAG ikut terlibat. Hal ini merupakan dukungan penuh rasa persaudaraan dari TAG kepada Komunitas Perupa Kapur Sirih Kupang yang juga merupakan bagian penting bagi TAG dalam mengembangkan diri.

Dalam lingkup kota Kupang sendiri (juga beberapa wilayah di pulau Timor, dan area provinsi NTT) TAG sudah memiliki catatan yang tak sedikit tentang keikutsertaan mereka dalam mengisi ruang-ruang kreativitas visual. Perkembangan metode berkegiatan secara berjejaringan oleh komunitas-komunitas di kota Kupang sendiri telah memberikan kesempatan kerja sama kreatif dan lintas seni yang kuat.

Sebagaimana karya mereka yang beragam, keaggotaan TAG pun terdiri dari orang-orang muda yang memiliki latar belakang masing-masing. Ada anggota yang berasal dari Flores, Timor, Sabu, dan Rote, yang sama-sama memiliki kecintaan terhadap karya seni berwajah NTT.

“Salah satu alasan TAG ini ada untuk mengubah mindset kita punya orang NTT tentang mural dan graffiti. Kita mau bikin bagus, bikin indah tembok-tembok kota melalui Bahasa perdamaian yaitu mural dan graffiti,” ungkap Asis Nadjib, salah satu anggota TAG. (red)

Related Posts:

0 Response to "Timore Art Graffiti: Ulang Tahun Keempat, Pameran Perdana"

Posting Komentar