LekoNTT.com: Membaca Dahulu, Berkomentar Kemudian
Tambang Pasir di Noemuti-TTU: Air Kering, Sawah Rusak, Rakyat Lapar - Leko NTT

Tambang Pasir di Noemuti-TTU: Air Kering, Sawah Rusak, Rakyat Lapar



Pertambangan pasir di Kali Noemuti, Timor Tengah Utara oleh beberapa perusahaan berdampak pada areal persawahan Tainunus, Desa Naiola, Kecamatan Noemuti Timur dan persawahan Riber di Desa Oenak, Kecamatan Noemuti Selatan. CV. Christin, CV. Karitas, PT. SKM dan PT. Surya Raya Timor, itu perusahaan-perusahaan yang menambang-mengambil pasir di Kali Noemuti.

Sudah lebih dari enam tahun, kebanyakan lahan sawah di Tainunus dan Oenak tidak bisa diolah. Penambangan pasir telah menjadikan permukaan kali Noemuti terkikis habis. Akibatnya, air dari Kali Noemuti tidak bisa mengalir ke saluran. Lebih dari dua meter, jarak antara kali dan bibir saluran. Masyarakat mengeluh sebab saluran kering. Lahan-lahan sawah pun turut mengering, bahkan tanah di dalam pematang sawah, sudah retak.

Selain Tainunus dan Oenak, areal persawahan Klae di Desa Naiola pun mendapat dampak dari aktivitas pertambangan. Di Klae, sebelum masuknya perusahaan-perusahaan tersebut, sawah-sawah dapat diolah masyarakat setempat lebih dari satu kali dalam setahun.

"Dua tahun sebelumnya-2018, kami olah sawah itu dua sampai tiga kali dalam setahun. Tapi setelah perusahaan masuk, gali dan ambil pasir, kami hanya bisa olah satu kali saja. Itu pun potensi gagal panen sangat tinggi," ungkap Emanuel Tnome, masyarakat-petani sawah Noemuti yang punya lahan sawah di Klae.



Tnome berkisah, tidak hanya permukaan kali yang terkikis, tapi sebagian lahan sawah di Klae pun sudah dikikis banjir. "Hal ini disebabkan karena eksploitasi material seperti batu, pasir, oleh excavator dekat sekali dengan areal persawahan Klae."

Infrastruktur pendukung seperti bronjong dan block beton yang sudah dibangun oleh Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten TTU, dan Pemerintah Desa di sekitar persawahan Klae, Naiola, pun terancam rusak. Itu sebab eksploitasi dari perusahaan yang sangat dekat dengan infrastruktur.

Tak hanya lahan sawah, infrastruktur pemerintah, tapi masyarakat di sana pun mendapat akibat lain-paling buruk, yaitu akses air bersih. "Masyarakat yang tinggal di sekitar aliran Kali Noemuti, sulit akses air bersih. Air minum, cuci, dan air untuk mandi pun sangat sulit, apalagi di musim panas."



Oleh sebab akibat-akibat tersebut, di hari ini, Kamis, 9 Juli 2020, mudi-muda, para tetua, hingga mama-mama--masyarakat setempat yang merasakan dampak, terbagi dalam dua kelompok untuk menuntut keadilan. Sebagian masyarakat turun ke lokasi tambang yang dilakukan oleh CV. Cristin di sekitar persawahan Klae, sebagian lagi mendatangi para wakil rakyat di gedung DPRD TTU.

Di Kali Noemuti dan di Gedung DPRD TTU, masyarakat membawa properti aksi. Ragam kalimat ditulis sebagai bentuk protes, mereka minta dan tuntut adanya keadilan:

"DILARANG TAMBANG DI SINI"
"BABA KENYANG, RAKYAT TAMBAH SUSAH"
"BOS, JANGAN TERTAWA DI ATAS PENDERITAAN KAMI"
"AIRNYA KERING, SAWAHNYA RUSAK, RAKYATNYA LAPAR"



Eman Tnome yang juga turut dalam dialog bersama anggota DPRD TTU menandaskan beberapa kesepakatan. Bahwa DPRD TTU akan memanggil dinas terkait (Dinas Pertambangan dan Energi, Badan Lingkungan Hidup) untuk meminta keterangan terkait keluhan masyarakat.

DPRD TTU saat berdialog bersama masyarakat pun menyatakan untuk turun ke lokasi tambang di sekitar persawahan. Walapun tidak menyatakan secara pasti kapan mereka (DPRD) akan turun, tetapi bahwa kerusakan-kerusakan tersebut akan ditinjau.

"DPRD berjanji akan memediasi kami-masyarakat bersama dinas terkait dan perusahaan-perusahaan. Tujuannya hanya satu: cari solusi terbaik agar masyarakat tidak dirugikan," tutup Eman.

Penulis: HET
Foto-foto: ET

Related Posts:

1 Response to "Tambang Pasir di Noemuti-TTU: Air Kering, Sawah Rusak, Rakyat Lapar"

  1. Terimakasih masyarakat yang makin cerdas untuk beraksi.Tuhan memberkati.

    BalasHapus