LekoNTT.com: Membaca Dahulu, Berkomentar Kemudian
Pulang ke Dada Ibu Sebab Rindu Tak Dibayar Negara | Pilihan Puisi Silviona W. Pada - Leko NTT

Pulang ke Dada Ibu Sebab Rindu Tak Dibayar Negara | Pilihan Puisi Silviona W. Pada

Tanpa Titik Temu

Kita melalui hari
Tanpa permisi
Tanpa bukti
Tanpa isi
Sedangkan temu seperti waktu
Segera berlalu, 
Seperti udara
Menjadi debu
Seperti api
Menjadi abu.

Kupang, 22 Februari 2020


Pulang

Aku ingin pulang
Pada seseorang yang rindunya selalu dipendam
Di hadapan malam yang gelap
Doanya terus membentang.

Aku ingin pulang
Di saat sabana mengering; malam yang dingin
Waktu yang tepat aku memeluk punggungnya.

Aku ingin pulang
Ke dada ibu yang berbau tanah ladang
Tempat aku berpegang.
Di sana rindu yang bersemayam, menjelma doa yang tak henti berdendang.

Kupang, 23 maret 2020


Mencintaimu #1

Mencintaimu adalah kesiapan
Menjadi tangguh dalam mengagumi
Menjadi rapuh di lain waktu.

Kupang, 15 Maret 2020

Mencintaimu #2

Mencinta, kata kerja
Bila tak serasa
Setidaknya pernah membuatmu terjaga.

Waingapu, 2021


Rindu #1

Beberapa pencandu rindu lupa, bahkan ketika sudah diadu, rindu yang terlalu menggebu berakhir jadi debu.

Waingapu, 2021


Rindu #2

Jika setiap merindu dibayar negara
Maka aku adalah orang yang paling kaya.

Waingapu, 3 Maret 2021


Gagal

Kau berharap menjadi puisi,
Tapi tidak pernah sudi

Mati, dan jadi abadi.

Waingapu, 4 Maret 2021


Seteru Baru

Kerap kali berseteru perihal temu,
Bukankah cinta memang begitu?
Kau diharuskan keliru dan dipenuhi cemburu 
Sebelum merindu dan diizinkan bertamu.

Waingapu, 26 Maret 2021

***

Silviona W. Pada, penggiat Komunitas Leko Kupang, apoteker yang terlanjur jatuh cinta kepada puisi.

Related Posts:

1 Response to "Pulang ke Dada Ibu Sebab Rindu Tak Dibayar Negara | Pilihan Puisi Silviona W. Pada"