LekoNTT.com: Membaca Dahulu, Berkomentar Kemudian
Perpustakaan Pantai, Tawaran Wisata Yang Unik - Leko NTT

Perpustakaan Pantai, Tawaran Wisata Yang Unik

Pantai identik dengan tempat wisata. Di mana-mana, pantai senantiasa diburu para pengunjung ataupun wisatawan. Di akhir pekan, masa liburan atau di waktu luang, orang-orang akan berkunjung ke pantai, bermain-main di pasir, mandi di pinggir laut, berselancar, menikmati senja atau menyambut fajar, dan segala sesuatu yang identik dengan keindahan pantai.

Beberapa aktivitas tersebut, umum dilakukan banyak orang. Kali ini, Aleksa berbagi informasi tentang pantai sebagai tempat wisata sekaligus tempat nyaman untuk membaca. Berikut adalah beberapa pantai yang selain terkenal dengan keindahan, tapi juga memberi ruang baca kepada pengunjung/wisatawan dengan adanya perpustakaan pantai.

Albena Beach Library, Bulgaria


Albena Beach Library (ABL), sebuah perpustakaan pantai Laut Hitam, Albena, Bulgaria. Perpustakaan pantai ini dibangun pada tahun 2013, didesain oleh Herman Kompernas, arsitek berkebangsaan Jerman.

ABL sebagaimana dilansir Far Out Magazine, memiliki koleksi lebih dari 6.000 bacaan dengan ragam bahasa (lebih dari 15 bahasa) di dunia. Buku-buku ataupun bacaan disusun secara rapi di 140 rak putih. Rak-rak buku didesain dengan bahan yang tahan terhadap panas matahari, angin kencang maupun hujan. Secara khusus di musim hujan, rak-rak buku ditutup dengan karpet vinyl.

Para pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke pantai ini, dapat membaca buku-buku secara gratis. Pengunjung pun dipermudah karena buku-buku telah disusun berdasarkan bahasa dan/atau negara. Kewajiban pengunjung adalah mengembalikan buku pada tempatnya seusai membaca. Pengelola perpustakaan pantai ini pun menerima buku-buku yang disumbangkan oleh pengunjung.

Adanya perpustakaan pantai ini selain untuk memberikan kesan unik, pengunjung pun bisa manambah wawasan ataupun pengetahuan lewat membaca. Lebih dari itu, pertukaran budaya pun bisa terjadi lewat aktivitas membaca.

Kimolos Beach Library, Cyclades, Yunani

Dilansir Greece High Definition, di pantai Kimolos, kepulauan Cyclades, Yunani, terdapat perpustakaan yang bisa diakses pengunjung/wisatawan. Perpustakaan pantai di Kimolos dibikin unik, rak buku berbentuk perahu.

Perpustakaan ini dibangun oleh Eleni Teknopoulou, seorang pelukis. Eleni membuat perpustakaan ini dalam empat desain berbeda. Proyek perpustakaan pantai ini hadir berkat donasi dari AK Laskaridis Charitable Foundation dalam program Sea Change Greek Islands pada tahun 2019 lalu. Tujuan dari program ini adalah mengurangi sampah plastik sekali pakai, menjaga laut dan pantai agar tetap bersih.


Dalam program tersebut, orang-orang Kimolos (Kimolist) diberdayakan untuk mengelola secara baik lokasi wisata pantai. Para Kimolist-lah yang berperan penting bahwa melalui ruang baca dengan desain yang menarik, yang dibangun di pinggir pantai dapat mengurangi sampah. Rak sebagai tempat menyimpan buku yang dapat dibaca secara gratis, memampukan pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Metzitzim Beach Library, Israel

Di Kota Tel Aviv, Israel, terdapat sebuah perpustakaan pantai di Pantai Metzitzim. Seperti perpustakaan pantai lainnya, tujuan didirikan perpustakaan ini untuk menciptakan ruang baca gratis bagi wisatawan.

Dilansir The Jerusalem Post, perpustakaan di Pantai Metzitzim berupa kereta roda dua yang ditempatkan di kawasan pejalan kaki dengan menampung lebih dari 600 buku. Umumnya, koleksi buku-buku berbahasa Ibrani, Arab, Inggris, Rusia, dan Prancis. Selain buku-buku cetak, pemerintah setempat juga menyediakan Wi-Fi gratis yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk mengakses bacaan-bacaan elektronik (e-Book).

Adanya perpustakaan ini pun bertujuan untuk menyadarkan orang-orang untuk menjadikan buku sebagai sahabat di waktu-waktu luang. Buku tidak dilihat sebagai suatu yang benda yang asing, tapi harus dekat dengan manusia dan bisa diakses di mana-mana.

Menariknya, di Perpustakaan Pantai Metzitzim tidak ada petugas khusus ataupun pustakawan yang mengawasi perpustakaan tersebut. Wisatawan bebas mengambil buku-buku untuk dibaca secara gratis. Hanya butuh kesadaran dan tanggung jawab wisatawan untuk mengembalikan buku pada tempatnya setelah dibaca.

Sharjah Beach Library, Uni Emirat Arab

Di Uni Emirat Arab, ada sebuah gerakan yang bertujuan untuk membiasakan semua kalangan masyarakat gemar membaca. Pantai sebagai tempat wisata dimanfaatkan untuk membangun perpustakaan pantai. Gerakan yang dinamakan Sharjah Beach Library Initiative ini pertama kali diwujudkan di Al Khan, sebuah daerah (destinasi wisata budaya) di pinggiran selatan Kota Sharjah.

Seperti dilansir Gulf News, gerakan ini merupakan kerja sama Sharjah World Book Capital Office (SWBC Office) dengan Knowledge without Borders (KwB), Sharjah Municipality, Sharjah Investment and Development Authority (Shurooq), dan Sharjah Ladies Club (SLC). Gerakan ini bertujuan mendorong anak-anak dan orang tua untuk memanfaatkan lebih banyak waktu dengan membaca yang sudah dikampanyekan sejak tahun 2010.


Berawal dari Pantai Al Khan, pantai-pantai di Kota Sharjah seperti For Fakkan, Kite Beach, Jumaira Beach (Dubai), dan pantai lainnya pun kemudian dibangun perpustakaan. Terdapat lebih dari 100 judul buku di setiap pantai yang bisa diakses pengunjung. Beberapa aturan yang perlu diperhatikan pengunjung adalah menjaga buku agar tidak basah, mengembalikan buku pada rak setelah dibaca, tidak merusak/membawa pulang/menghilangkan buku, dan tidak diperkenankan menambah koleksi bacaan tanpa sepengetahuan pengelola.

Atas inisiatif itu, pada tahun 2019 lalu UNESCO menobatkan Sharjah sebagai Ibukota Buku Dunia. Penobatan itu sebagai apresiasi karena berbagai pihak di Kota Sharjah telah giat dalam mendukung dan mengkampayekan pentingnya membaca.

Perpustakaan Pantai Etretat, Normandi, Prancis

Pantai Etretat, sebuah tempat wisata yang terletak di Haute-Normandia, Prancis. Pantai ini terkenal dengan keindahan tebing dan lengkungan yang alami. Tiga lengkungan yang terkenal di antaranya, Porte d'Aval, Porte d'Amont, dan Manneporte.

Pada tahun 2018, perpustakaan pantai dibuka di Etretat berupa pondok. Terdapat lebih dari 1.000 buku yang disimpan di sana. Perpustakaan pantai itu merupakan kelanjutan dari program Read At The Beach pada tahun 2005 dengan tiga perpustakaan pantai. Dilansir The Jakarta Post, pada tahun 2017 data pembaca mencapai lebih dari 38.000 orang.

Selain Etretat, terdapat perpustakaan pantai lainnya di Prancis seperti pantai di Gruissan dan Herault. Di Herault sendiri, pada tahun 2017 terdapat lebih dari 21.000 pembaca.

Santa Monica Public Library, California, Amerika

Santa Monica Public Library (SMPL) terletak di tepi laut California Selatan. Diktutip dari situs Santa Monica Public Library, perpustakaan pantai ini digagas oleh Community & Cultural Services and Santa Monica Public Library dan didukung oleh Friends of the Santa Monica Public Library.

Perpustakaan pantai ini pun menyediakan perpustakaan online yang bisa diakses pengunjung lewat situs smpl.org ataupun aplikasi SMPL Mobile. Di situs ini, pengunjung ditawarkan berbagai e-Book, e-Audiobook, streaming film dan musik, koran digital dan majalah. Menariknya, para penggiat pun bisa mengantar langsung bahan bacaan kepada para peminjam buku.

Perpustakaan Pantai Bondi, Australia


Pantai Bondi merupakan salah satu tempat yang bagi wisatawan untuk berselancar. Bondi sendiri merupakan kata dalam Bahasa Aborigin "Boondi" yang berarti air yang pecah di antara bebatuan. Pantai dengan ombak yang demikian memang sangat cocok untuk berselancar. Selain itu, di pantai yang paling sibuk di dunia ini pun para pengunjung bisa mengakses bahan bacaan secara gratis.

Pada tahun 2010, IKEA, sebuah perusahaan multinasional merancang rak-rak bongkar pasang yang siap dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan buku. Rak dimaksud terletak di Pantai Bondi di dekat Kota Sydney, New South Wales, Australia. Rak-rak tersebut dipenuhi dengan lebih dari 6.000 buku. Selain Pantai Bondi, perpustakaan sejenis pun dapat dijumpai di Cooge Beach.

***

Sebenarnya, di dunia ada lebih dari tujuh perpustakaan pantai. Namun kali ini, Aleksa batasi pada tujuh perpustakaan pantai di atas. Kiranya dengan artikel yang diolah dan foto-foto yang dihimpun dari berbagai sumber ini dapat memberi inspirasi bagi kita semua, di mana saja berada.

Di Indonesia, pemerintah dan berbagai lembaga non pemerintah ataupun LSM dalam beberapa tahun terakhir giat mengkampanyekan berbagai destinasi wisata (promosi wisata). Namun demikian, kampanye tersebut tampak monoton. Paling-paling seputar kuliner, ragam busana tradisional, produk-produk komersial, hingga vila/ hotel-hotel mewah.

Menurut catatan perjalanan beberapa orang yang tergabung dalam Lost Packer (Lihat Indonesia) pada 2014 lalu, terdapat sebuah rumah bambu (gedheg) di tepi Pantai Kondang Merak, Malang, Jawa Timur, yang dimanfaatkan sebagai perpustakaan. Perpustakaan ini dikelola oleh dua warga setempat yakni Andik dan Edy.

Keduanya ingin mendekatkan bacaan kepada anak-anak di sekitar sebab jarak ke sekolah terlalu jauh untuk dijangkau, apalagi ingin membaca di waktu-waktu luang. Bisa dipahami bahwa inisiatif itu terlepas dari konsep pariwisata.


Pariwisata kita belum dibarengi dengan kampanye literasi (membaca) seperti yang sudah dilakukan oleh negara-negara lain di dunia dengan membuka perpustakaan alternatif-yang tidak kaku seperti perpustakaan pantai. Artinya, selain mengejar pendapatan bagi daerah ataupun negara, masyarakat/wisatawan pun bisa mendapat pengetahuan lebih dengan membaca.

Lewat membaca, tidak hanya obyek wisata yang dikenal. Tetapi pengetahuan lain termasuk di dalamnya sosial, budaya, sastra, politik, ekonomi dan lain-lain bisa diketahui pengunjung dengan aktivitas membaca. Tentu untuk sampai pada capaian tersebut, refrensi bacaan perlu diperbanyak, diseleksi, yang kiranya dapat menjangkau semua kalangan.

Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu provinsi yang memiliki banyak obyek wisata bahkan ada 'wisata super premium', butuh kreativitas lebih untuk dikelola. Para pengelola, pelaku wisata atau apapun namanya, perlu berpikir dan berbuat melampaui wisata itu sendiri. Akan menjadi luar biasa kalau pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, marak dikampanyekan dibarengi dengan kampanye literasi (membaca). Dengannya, 'peradaban' dapat dibangun dan jadi kokoh.

Kupang, 15 Desember 2020
Aleksa

Related Posts:

0 Response to "Perpustakaan Pantai, Tawaran Wisata Yang Unik"

Posting Komentar